[PORTAL-ISLAM] man Seperti Apa yang Telah Ditanamkan Allah dalam Diri Pemuda Gaza?
Ketika ibunya ditembak mati oleh pasukan pendudukan Israel saat sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Rafah, seorang anak muda dari Gaza mengucapkan kalimat yang sungguh menggetarkan jiwa:
“إنا شعب غزة صامد ليوم الدين”
"Kami, warga Gaza, tetap teguh hingga Hari Kiamat!"
Apa yang diucapkan pemuda ini bukan sekadar kebetulan.
Ketika diuji Allah dalam keadaan sakit, keluarlah kata-kata yang membangkitkan iman dari mulutnya.
Inilah generasi yang dibangun melalui madrasah keimanan.
Di saat dunia melihat Gaza sebagai tanah air yang hancur, Allah SWT membuka mata umat Islam dengan keteguhan Gaza sebagai madrasah keimanan.
Di kala dunia tengah menangisi anak-anak yatim, Allah SWT justru melahirkan pemuda-pemudi yang mampu mengguncang kekuatan-kekuatan besar dunia.
Apa yang diucapkan pemuda ini bukanlah sekadar reaksi spontan, melainkan buah keimanan yang dipupuk sejak kecil.
Ketika diuji dengan kehilangan, dari lidah mereka tidak keluar keluhan, melainkan kata-kata keteguhan dan perjuangan.
Inilah Generasi Madrasah Iman
Mereka tidak dibesarkan dengan permainan atau hiburan.
Mereka tidak disuap dengan mimpi-mimpi dunia yang palsu.
Mereka dibesarkan di madrasah iman.
Generasi mukmin mampu menanggung beban yang berat.
Itulah sebabnya Rasulullah membangun para sahabat generasi awal dengan keimanan terlebih dahulu, bukan dengan harta atau uang.
Lihatlah bagaimana mereka bertahan hidup di Mekkah.
Lihatlah bagaimana Bilal diseret di padang pasir yang panas.
Bagaimana Khabbab dibakar dengan bara api…
Membangun generasi bukan sekadar menarik mereka dengan tawa, kegiatan santai, atau kumpul-kumpul bergaya.
Membangun generasi adalah membangun keimanan mereka.
Karena perintah Allah terlalu berat untuk dipikul oleh jiwa yang lemah.
Allah berfirman dalam surah al-Hasyr:
“Seandainya Kami turunkan Al Quran ini ke sebuah gunung, niscaya kamu akan melihatnya tunduk dan terbelah karena takut kepada Allah.” (al-Hasyr: 21)
Jadi, bagaimana kita ingin generasi muda kita membawa Al Quran, jika keimanan tidak matang dalam jiwa mereka?
Gerakan Hamas telah mempersiapkan pemuda mereka.
Mereka tidak menghadiri halaqah atau ceramah agama untuk bersantai, tetapi untuk mewujudkan teori ke dalam dunia realitas.
Mereka memahami bahwa jihad bukan sekadar materi ceramah, tetapi perintah Ilahi yang harus diwujudkan.
Dari fase jihad defensif, kini mereka telah beralih ke fase jihad ofensif.
Dan semuanya dimulai dengan keimanan yang mendalam.
Sementara kita di sini, masih berdebat soal khilayifah fiqih.
Masih mencari Islam yang nyaman dan tidak mengusik zona nyaman.
Di Gaza, mereka berusaha menerapkan seratus persen apa yang diajarkan Islam.
Dan hari ini kita lihat hasilnya.
Kegigihan mereka seperti Sumayyah.
Keberanian mereka seperti Khalid Al-Walid.
Kecerdasan mereka seperti Umar Al-Khattab.
(Hairul Anuar)
Semangat muda mereka seperti Usamah bin Zaid.
Ini bukan generasi yang gemar berdakwah.
Ini adalah generasi yang lahir dari dakwah keimanan.
Generasi ini tidak lahir dari program makan-makan semata.
Mereka lahir dari tarbiyah qiyamullail, darah yang mengalir dan jiwa yang berserah penuh kepada Allah.
Mereka adalah saksi bahwa janji Allah itu benar.
Dan selama dunia ini masih berputar, Gaza akan terus melahirkan pemuda-pemudi surga.
“إنا شعب غزة صامد ليوم الدين”
“Kami, penduduk Gaza, akan tetap teguh hingga hari kiamat!”
Kata-kata ini bukan sekadar slogan.
Ini adalah sumpah generasi muda yang beriman.