[PORTAL-ISLAM] Penggemar nasi padang sejati pasti bisa langsung membedakan olahan ayam yang asli Minang dan yang bukan. Masakan ayam dari Minangkabau identik dengan olahannya yang tanpa kulit.
Entah itu ayam pop, gulai, bakar, maupun goreng serundeng, masakan ayam di rumah makan padang asli Minang pasti tidak berkulit.
Hal itu bisa jadi pembeda antara rumah makan padang yang dikelola oleh orang Minang asli atau bukan. Sebab, berbeda dengan orang Minang, orang Jawa dan daerah-daerah lain biasa mengolah ayam beserta kulit-kulitnya.
Secara historis, leluhur Minangkabau tidak memakan bagian-bagian tertentu dari ayam, yaitu kulit, usus, ceker, dan paru. Bagian-bagian tersebut dianggap kotor dan membawa penyakit, sehingga langsung dibuang saat mempersiapkan ayam untuk dimasak.
Selain itu, orang Minangkabau lebih meninjau segi kepraktisan. Masyarakat Minang dulu terbiasa membeli ayam dalam keadaan hidup, lalu menyembelih dan membersihkannya sendiri. Agar lebih mudah, mereka langsung mengelupas kulit beserta bulu ayam dan membuangnya, tanpa perlu merebus atau menggunakan alat untuk mengupas bulu.