ANTARA ALI KHAMENEI DAN ERDOGAN
Oleh: Teuku Zulkhairi (Pengamat Timteng)
"Mengapa Erdogan tidak menyerang Israwel yang sudah melakukan Genosida di Gaza?"
Itu adalah pertanyaan yang sering diajukan sebagaian orang kepada saya.
Tentu saya tidak bisa menjawab dan saya juga bukan Humas atau Jubir Erdogan. ðŸ¤ðŸ¤£
Yang jelas, kita dukung siapapun yang membela orang-orang yang tertindas, dan mendukung siapapun melawan entitas zionis selaku pelaku Genosida.
Ketika hari ini Ali Khamenei memimpin Iran melawan Zionis, ya kita dukung Iran tanpa ragu sedikitpun.
Erdogan sudah memberikan kontribusi besar untuk kebangkitan Islam di Turki dan juga membantu negara-negara muslim lain seperti Suriah, Pakistan, Libya, Azerbaijan hingga Afrika.
Tapi mengapa Erdogan membiarkan Israel melalukan Genosida di Gaza?
Nah, disini saya juga kecewa seperti kalian.
Tapi meskipun kecewa, saya tidak akan terjebak menghujat Erdogan.
Sebab, kalau melihat rekam jejak, keperbihahakan Erdogan untuk Islam dan kaum muslimin adalah sudah jelas dan terang.
Kontribusinya untuk Islam dan kaum muslimin sejauh ini sangat lah besar.
Kita hanya kecewa mengapa Erdogan membiarkan Genosida di Gaza. Dan tetap kecewa selama Erdogan tidak menggunakan militernya menghukum zionis.
Pada titik ini...
Saya menyimpulkan mungkin Erdogan belum siap membawa negara Turki terlibat dalam konfrontasi langsung dengan Israwel yang didukung penuh Amerika Serikat dan Barat.
Turki masih sangat terikat dengan Barat dalam banyak hal. Sekuleris di Turki juga masih sangat kuat.
Kalau begitu, untuk masalah Gaza, saya sudah berhenti berharap peran maksimal Erdogan. Lagian, warga Turki sendiri dan partai-partai di Turki juga sudah berusaha kencang "mengajak Erdogan melawan Zionis yang masih melakukan Genosida di Gaza".
Erdogan sepertinya jelas tidak akan menurunkan militernya menghukum zionis.
Pertama, karena mungkin Turki mempertimbangkan apakah akan mampu melawan Amerika Serikat/Barat. Secara adat sudah pasti tidak mampu. Tapi secara hakikat ya lain lagi.
Kedua, karena negara-negara Arab tetangga Palestina semuanya pada pro zionis. Bahkan bukan hanya pro, tapi mereka bekerja melayani zionis dan mengundurkan saudara mereka sendiri warga Gaza. Lihat saja Yordania, Uni Emirat Arab dan sebagainya. Bahkan mereka bekerja keras menghalau rudal Hauthi yang diluncurkan ke Israwel.
Jadi dengan realitas kondisi tetangga Palestina seperti ini, bagaimana mungkin Turki yang jauh bisa melewati hadangan tetangga-tetangga Palestina ini?
Ketiga, letak geografis Turki tidak berada di dekat Israel seperti hal-nya negara-negara Timur Tengah seperti Iran. Apakah rudal dari Turkiye bisa mencapai Israwel? Mungkin nggak ya sehingga ini jadi kendala.
Tapi kendala apapun, mengingat Erdogan sering menghantam zionis dengan lisan, ya pada akhirnya semua orang akan berharap cukup sudah dengan lisan, mulailah dengan tindakan.
Siapa yang tidak menjerit perih menyaksikan setiap saat anak-anak Gaza dan orang-orang lemah di Gaza yang sedang menanti bantuan makanan lalu dirudal oleh zionis laknat ?
Apa yang bisa menghentikan kejahatan zionis ini kalau bukan dengan kekuatan?
Oleh sebab itu, siapapun yang mau menggunakan kekuatannya membalas kejahatan zionis maka dia akan mendapatkan simpati dan do'a dari umat Islam dan orang-orang yang mencintai keadilan.
Pada titik ini, saat ini agaknya semua mata tertuju kepada Ali Khamenei Iran. Dia lah yang sejauh ini mau mengambil resiko.
Memang balasan Iran ke Tel Aviv mungkin karena Israwel yang duluan menyerang Taheran. Tapi terserah apa pun motivasi Iran. Yang jelas saat ini Iran lah yang berani menghukum zionis.
Dalam keadaan kepedihan dan perihnya kita menyaksikan Genosida di Gaza, saat ini kita hanya melihat dunia Islam ke dalam dua Mazhab, Mazhab pro perlawanan atau Mazhab pro zionis.
Lagian jika Korea Utara sekalipun menyerang zionis, maka kita pasti akan dukung Kim Jong Un. Hana urusan kan ?
Namun demikian..
Tumpuan harapan kita yang paling rasional untuk menolong orang-orang lemah di Gaza hanya kepada Allah. Sebagaimana Erdogan mengajarikan kita bahwa kita tidak boleh 100 persen berharap kepadanya, maka begitu juga kepada Ali Khamenei.
100 persen tumpuan harapan hanyalah kepada Allah SWT. Allah Maha Segala-galanya. Dialah yang paling mencintai orang-orang yang tertindas.
(fb)