[PORTAL-ISLAM] "Tukang sulap minta jatah komisaris 😅," cuit netizen X @Tan_Mar3M.
Maksud tukang sulap adalah tukang survei, Denny JA.
Dulu tahun 2020 sempat heboh beredar WA Denny JA minta jatah komisaris.
Mintanya tahun 2020, baru dikabulkan tahun 2025 😁
***
Arsip berita TEMPO (15/1/2020):
Disebut Minta Jabatan Komisaris Inalum, Denny JA: Apa yang Salah?
Konsultan politik Denny Januar Ali atau Denny JA mengklarifikasi kabar soal dirinya yang meminta jabatan di BUMN sebagai Komisaris Inalum. Kabar itu beredar lewat pesan di WhatsApp Group.
Denny diduga ingin mengirimkan pesan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, namun pesan pribadi itu malah salah kirim dan diteruskan ke WhatsApp Group Tokoh Nasional. Walhasil, pesan itu bocor dan kemudian menyebar.
Denny mengklarifikasi kabar itu dalam bentuk cerpen dan mengklaim bahwa kabar tersebut hanya gosip.
"Diberitakan, WA-nya ke salah satu menteri bocor. Ia menawarkan diri menjadi komisaris salah satu BUMN. Entah apa yang salah?" ujar Denny JA lewat keterangan tertulis, Rabu, 15 Januari 2020.
Denny menyebut, dia sudah biasa digosipkan. Sebelum Pilpres, dia juga pernah dikabarkan menerima uang dari Presiden Jokowi sebesar Rp 45 miliar untuk memenangkan calon inkamben tersebut. Kali ini, ujar Denny, gosip kembali menyebar bahwa dirinya meminta jabatan sebagai Komisaris di BUMN.
Menurut Denny, jikapun benar dia meminta jabatan di BUMN, kata Denny, pun tidak ada salahnya. Toh, dia ikut memenangkan Presiden Jokowi dua kali berturut-turut.
"Apa yang salah dengan seseorang yang ingin berperan ikut memajukan negaranya dengan mengajukan diri menjadi komisaris BUMN? Bukankah itu memang jabatan terbuka yang bisa diisi siapa saja yg kompeten?" ujar Denny JA.
"Bukankah tak ada pelanggaran hukum di sana? Tak ada skandal di sana? Bukankah semua orang pada dasarnya bagus-bagus saja melakukan lobi, meyakinkan aneka pihak?" lanjut Denny JA.
— kang One (@lobaKaheureui) August 4, 2025




