[PORTAL-ISLAM.ID] Belum ada 24 jam pasca dilantik, Anies digempur. Relawan Pro Anies-Sandi belum istirahat, sudah diserang lagi. Edan tenan. Mereka goreng kata “pribumi” yang diucapkan Anies.
Menurut peneliti senior LSI, Toto Izul Fatah “Gorengan ini justru membuat elektabilitas Anies makin meroket”. Ahoker gagal lagi. Kasian.
Hari pertama kerja, Anies-Sandi gundah mau pake seragam yang mana. Terakhir Sandi pake seragam, waktu beliau SMA.
Setelah inspeksi Balai Kota, Anies kasi arahan. Anies berpesan supaya birokrat di lingkungan Pemda DKI Jakarta fokus melayani warga. Semua warga harus menerima pelayanan, tanpa terkecuali. Anies minta semua ASN pelajari kesepakatan kampanye ASA. Itu amanat yang dibawa Anies-Sandi.
Setelah itu, Anies-Sandi datang ke Dinas UMKM. Di situ, mereka eksklusif mengeksekusi kegiatan enterpreneurship dengan membuka pelatihan kewirausahaan.
Dari Dinas UMKM, Anies-Sandi shalat berjema’ah di Masjid Fatahillah. Lalu naik busway dari Halte Balai Kota ke Koridor 6 Dukuh Atas. Jalanan macet. Mereka sama-sama turun di Halte Mampang Prapatan. Mereka mau melihat proyek underpass Mampang. Ini blusukan pertama. Proyek yang mengakibatkan kemacetan extrim dipilih.
Anies mengatakan penyelesaian proyek itu akan terlambat. Sebabnya, duduk perkara relokasi pipa utilitas. Jumadi (Kepala Proyek) bilang pipa utilitas di area proyek harus dipindahkan terlebih dulu. Tampak jelas, Anies menguasai masalah. Padahal ini hari pertama beliau kerja.
Sampai sore Anies-Sandi di sana. Rush hour bikin macet menggila. Pulangnya, Anies-Sandi gunakan motor bike.
Media Sosial eksklusif rame. Netizen berkomentar, “aduuuh pak ati-ati disiram air keras”. Ada yang komen, “Awas pak, ntar dibacok preman. Kaya dulu tuh”. Macem-macem komentar mereka. Intinya, warga concern melihat gubernurnya naik motor. Sesuatu yang biasa dilakukan Anies semenjak dulu.
Pagi tanggal 18 Oktober, Anies-Sandi mengunjungi SD Negeri 07 Cawang. Di sekolah itu Anies menyatakan akan meningkatkan jumlah anak Jakarta yang menuntaskan kegiatan Wajib Belajar 12 Tahun.
Sejak kemarin, hujan mulai turun. Jakarta eksklusif macet. Hingga malam, masih belum stop. Kemang dikabarkan banjir.
Anies dapet laporan ada tanggul jebol di daerah Jatipadang, Jakarta Selatan. Seorang netizen @Yusufsulistiyo ngetwit, “Banjir di bintaro sektor 9.”
Media serempak gunakan istilah “banjir”. Tidak lagi gunakan kata “genangan” menyerupai dulu ketika Ahok berkuasa. Sekalipun, kedalaman air 1 meter, tetep disebut “genangan”. Sekarang, ketika Anies jadi gubernur, genangan semata kaki disebut sebagai “banjir”.
Anies segera menginstruksikan Camat, Lurah dan orang-orang BPBD handle tumpahan air di Jatipadang. Mereka sukses. Banjir segera diatasi sehingga tidak menjadi endemik. Gubernur Anies memantau banjir dari Jakarta Smart City di Gedung G lantai 3 Balai Kota. Anies sukses mengatasi banjir dari kejauhan. Seperti Presiden Obama memantau jalannya Operasi Neptune Spear dari ruangan kecil di White House.
Hari Jumat20 Oktoer 2017 Anies-Sandi bikin hetrik. Semerta-merta, mereka disebut “sakti”.
Siang itu, mereka meninjau proyek MRT (mass rapid transit) di Stasiun Haji Nawi, Fatmawati, Jakarta Selatan.
Pembangunan stasiun MRT di lokasi itu terhambat. Ahok dan Jarot nggak sanggup benahi. Ada empat bidang tanah belum mampu dibebaskan Pemprov DKI.
Lokasinya terletak di depan Toko Karpet Serba Indah dan Gramer Mandiri. Pemilik lahan minta ganti rugi Rp 120 juta per meter. Putusan pengadilan menyatakan Pemprov DKI hanya perlu membayar Rp 60 juta per meter.
Salah seorang pemilik lahan (Mahesh) menghampiri Anies. Dia bos Toko Karpet Serba Indah. Mereka ngobrol. Entah apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba, Mahesh menyatakan siap melepas lahannya ketika itu juga. Sandi menyebut Mahesh: “Hero of the Day”.
Nggak lama kemudian, secara simbolik, Anies, Sandi dan Mahesh merobohkan pagar toko milik Mahesh. Pihak MRT dan jurnalist jadi saksi.
Saya cuma mampu komentar: LUAR BIASA..!!
Esok harinya, Sabtu hingga Minggu, Anies kembali jadi target cyberbully. Kali ini beliau dan rombongan gubernur (5 mobil) dituduh menerobos jalur One Way dari arah Puncak.
Saya malas mendalami hoax ini. Logika sederhana saja, jikalau rombongan Anies menerobos One Way, kok nggak ukiran adu-kebo ya?
Penulis: Zeng Wei Jian