Wow! Duitnya darimana?

PBNU itu ketika periode Pak Yayi Said Aqil Siradj Wow! Duitnya darimana?
Di tengah demo mahasiswa kemarin, wah wah, PBNU ketemu Presiden, bilang mau beli tanah 100 hektare.

Bukan main, ini berarti PBNU sekarang kuaya.

Karena terakhir saya ngikuti 'Laporan Keuangan' PBNU itu ketika periode Pak Yayi Said Aqil Siradj, saat Laporan Pertanggung-jawaban PBNU di Muktamar Lampung, menurut Pak Yayi, berikut datanya:

-Tahun 2015 saldo Rp 1.698.939.065. Penerimaan: Rp 19.350.256.694. Pengeluaran: Rp. 19.427.631.464

-Tahun 2016 saldo Rp 1.621.564.295. Penerimaan: Rp 15.622.017.500. Pengeluaran: Rp 15.317.470.566

-Tahun 2017 saldo: Rp 1.926.111.229. Penerimaan: Rp 17.265.799.723. Pengeluaran: Rp 13.557.714.869

-Tahun 2018. Saldo: Rp 5.634.196.083 Penerimaan: Rp 12.780.689.985. Pengeluaran: Rp 13.846.845.202

-Tahun 2019. Saldo Rp 4.568.040.865 Penerimaan: Rp 36.227.946.061. Pengeluaran: Rp 34.256.914.575

-Tahun 2020. Saldo Rp 6.539.072.352. Penerimaan: Rp 15,223,873,741. pengeluaran: Rp 11.492.605.687

-Tahun 2021. Saldo Rp 10.270.340.406. Penerimaan Rp 9.439.475.710. pengeluaran Rp 11.421.520.578

-Saldo Akhir sampai tahun 2021 adalah Rp 8.288.295.578

Itu artinya per akhir 2021, saldo hanya 8 milyar, dengan penerimaan rata-rata hanya 10-20 milyar.

Membeli tanah 100 hektare ini entah pakai uang siapa dan harga berapa? Harga teman? Atau unit usaha PBNU yg beli? Duitnya dari mana? 100 hektare ini nggak sedikit loh. Itu per meter Rp 400.000 saja, sudah 400 milyar. Atau 2022-2024, pemasukan PBNU tokcer banget, naik 10x lipat?

Terakhir,

Saya berharap ormas-ormas ini mulailah transparan mengumumkan di koran-koran nasional Laporan Keuangannya. Bukan cuma saat pidato, dan ringkasan saja. Kalian itu kan milik publik, bukan milik petinggi-petingginya, maka penting sekali publik tahu. Termasuk parpol, dan apapun itu yg ada urusannya dgn publik, menerima dana bantuan APBN, dll.

Nggak usah takut transparan dan akuntabel. Itu tuh malah asyik. Dan kongkrit segera lakukan. 

Jangan cuma ngoceh di depan wartawan, kayak KCIC, Kereta Cepat itu, gaya banget ngaku good governance, sampai detik ini, laporan keuangannya nggak nongol. Giliran utang, biaya konstruksi kurang, minta negara bantu.

(By Tere Liye)

*fb
Share Artikel: