Jokowi: Banjir Jakarta Itu Bukan Duduk Perkara Jakarta.. Air Kiriman Atas, Sungai Kewenangan Pemerintah Pusat
[PORTAL-ISLAM.ID] Jokowi mengutarakan bahwa duduk masalah di Jakarta tak sanggup sepenuhnya diselesaikan oleh Gubernur DKI.
Menurut Jokowi hal ini disebabkan adanya campur tangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di sekitar Jakarta.
Jokowi mencontohkan soal banjir yang masih terjadi sampai ketika ini. Menurut Jokowi 90% air yang masuk ke Jakarta merupakan kiriman dari atas, sehingga penyelesaian banjir Jakarta harus berkoordinasi dengan Pemda-pemda sekitar.
Jokowi juga menjelaskan dari 13 sungai yang melintasi Jakarta, sungai-sungai tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Pusat.
"Jakarta ini kan menyangkut Jabodetabek. Untuk banjir itu masalahnya bukan kasus Jakarta, airnya hampir 90% dari wilayah atas, dan 13 sungai memang kewenangan pemerintah pusat," kata Jokowi.
Jokowi berharap dengan dirinya terpilih sebagai Presiden nantinya maka duduk masalah di Jakarta sanggup teratasi.
Itulah pernyataan Gubernur DKI Joko Widodo ketika jadi Capres 2014.
Tonton VIDEO nya deh -- Makara klo Jakarta masih banjir silakan tagih Jokowi, sudah 3 tahun lebih jadi Presiden ngapain aja?
[video]
Setiap #banjir melanda Jakarta, kira2 gimana ya perasaan @jokowi menonton video omongannya ini? Apa yg sdh dia lakukan untuk mengatasi #banjir selama 3 tahun jadi presiden? Gimana hasilnya? Cebong2 sanggup bantu jawab?pic.twitter.com/LLXrP0BMLd @yusejahtera— r o n i n #RCA (@roninpribumi) 11 Desember 2017
Jakarta emang masih banjir sampe sekarang. Itu faktanya. Gak perlu bela-bela anies.. mari salahin aja org yg dtg dr negeri kota antah berantah yg bilang simpel beresin banjir (``,)— Kak DuL 🔞 (@dulatips) 11 Desember 2017
Jakarta rawan banjir semenjak jaman VOC-sekarang. Ancaman banjir makin meningkat seiring landuse change di Jabodetabek. Lihat gambaran satelit 1972-2014, warna merah ialah tempat terbangun, hijau pepohonan. Siapapun yang menjadi Gubernur DKI Jakarta akan sulit merampungkan banjir. pic.twitter.com/aH8Cu2V35R
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 12 Desember 2017