[PORTAL-ISLAM.ID] "Tiba waktunya untuk menyusun taktik guna menghadapi Turki. Presiden Erdogan yaitu musuh yang siang malam menyerang Israel, dan ia yang paling keras menolak keputusan Trump."
Demikian diserukan pengamat dari Israel, Ya'akov Ahmyr mengomentari sepak terjang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang sangat keras melaksanakan perlawanan atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan akreditasi Yerusalem (Al-Quds) sebagai Ibu Kota Israel.
Selama sepekan ini, Presiden Erdogan sangat lantang melaksanakan penolakan akreditasi Yerusalem, bahkan secara tegas menyebut Israel yaitu negara Teroris.
"Sesungguhnya negara Israel yaitu penjajah di tanah Palestina. Israel yaitu negara penjajah, negara teroris. Dengan sangat jelas, (Palestina) sedang terjajah dan Israel membunuh belum dewasa di AlQuds dan melaksanakan bombardir terhadap Gaza. Israel sering membanggakan diri bila mereka kuat. Saya katakan dengan jelas: kondisi kalian yang berpengaruh bukan berarti kalian benar!" kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya di Kota Sivas, Turki tengah, Ahad (10/12/2017).
Erdogan juga mengaskan deklarasi akreditasi AS atas Yerusalem sebagai ibukota Israel "batal demi hukum".
Sebelumnya, dalam pidato di Ibu Kota Ankara pada Selasa (5/12/2017), Presiden Erdogan mengatakan:
"Saya sampaikan kepada Mr. Trump, bahwa Al Quds yaitu harga mati (garis merah) bagi kami Umat Islam. Jika hingga kedutaan Amerika untuk Israel dipindah ke Al Quds maka kami (OKI) akan berkumpul di Istanbul dan menggerakkan kekuatan Islam seluruh dunia untuk melawan."
Seruan Erdogan "Yerusalem Harga Mati" ini juga disambut rakyat Turki. Bahkan dalam pertandingan selesai pekan kemarin di Liga Super, Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 dibentangkan spanduk...
"Jerusalem is our red line" (Al-Quds Harga Mati Kami)
"If Jerusalem is not free, the world remains captive" (Jika Al-Quds belum bebas, maka dunia masih terjajah)
[video - pidato Erdogan]
#شاهد| الرئيس #أردوغان: إسرائيل دولة محتلة استولت على أراضي #فلسطين، وأنا أقولها بكل وضوح كونك قوي لا يعني أنك محق pic.twitter.com/sbd2QotNIw— قناة TRT العربية (@TRTalarabiya) 10 Desember 2017