Wartawan Senior: Pencekalan Ustadz Abdul Somad Terkait Pilpres 2019
[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan wartawan senior Media Indonesia (grup MetroTV), Edy A Effendi mengungkap di balik pencekalan Ustadz Abdul Somad (UAS) dikala hendak mengisi ceramah di Hongkong.
Menurutnya, pencekalan Ustadz Abdul Somad terkait dengan Pilpres 2019.
Berikut selengkapnya menyerupai ditwitkan melalui akun twitternya @eae18 pada Jum'at (29/12/2017) kemarin:
– 26 Oktober 2017, jam 10.00 WIB, Presiden @jokowi mengundang salah satu kiai NU dari Jabar. Dalam pertemuan itu, ada pertanyaan presiden wacana gerakan 212 dan peluang presiden pada 2019. Dua pertanyaan yang mengandung duduk perkara mendasar.
– Kenapa gerakan 212 menjadi duduk perkara bagi Pak Jokowi dan penguasa dikala ini? Karena gerakan ini tak dapat dibendung oleh siapapun. Massa yang ikut 212 ini, bunyi yang dapat menggerus Pak Jokowi pada Pilpres 2019.
– Itulah kenapa UAS harus dicekal masuk Hongkong. Jika UAS diperbolehkan ceramah di Hongkong ke para TKI, akan punya imbas signifikan pada Pilpres 2019. Maka perintah pencekalan, secara substansi bukan dari pihak Hongkong tapi dari “orang-orang kita”.
– Suara UAS akan punya imbas signifikan pada Pilpres 2019. PKB, PPP, PKS, tak dapat mangambil “suara-suara liar” massa yang ikut agresi 212. Publik terpecah dengan dikotomi partai-partai yang berbaju agama. Maka bunyi ulama menyerupai UAS, sangat signifikan mensugesti Pilpres 2019.
– Gerakan 212 menyerupai “hantu”. Tak dapat dikendalikan pihak penguasa. Silakan cek. Ceramah-ceramah UAS di aneka macam lokasi dibanjiri jamaah dan sebagian jamaah yakni sosok-sosok yang punya tenggang rasa dan terlibat pada agresi 212.
– Gelombang gerakan 212 akan semakin membesar dan puncaknya akan mengkristal pada Pilpres 2019. Dan jikalau pemerintah membiarkan “pencekalan” ke UAS dan beberapa ulama, justru amat tidak menguntungkan bagi kubu Presiden @jokowi untuk konteks Pilpres 2019.
– Pencekalan Jenderal Gatot Nurmantyo pun tak berbeda dengan pencekalan UAS. Motifnya sama. Mari kita lihat sepak terjang Jenderal Gatot sesudah tak jadi panglima dan usai beliau pensiun. Langkah-langkahnya akan amat strategis untuk Pilpres 2019.
– Orang-orang yang melihat duduk perkara secara verbal, terkait pencekalan UAS, selalu mempertanyakan kita tidak pernah tanda tangan perjanjian Preclearance dengan pihak Hongkong dll. Ini orang yang hanya membaca dari beling mata lahir. Bisa masuk kategori jumud melihat persoalan.
– Jangan hanya membaca atau melihat informasi yang beredar. Telusuri info-info di luar permukaan. Banyak sekali info yang tak dicover media tapi statusnya mutawatir. Insya Tuhan gerakan 212 akan jadi pendorong lahirnya presiden gres pada 2019. Aamiin YRA.
– Seperti biasa, gerombolan #Bong200 kelojotan kalau saya tweet fakta-fakta. Komen-komennya sok paling tahu. Mereka merasa paling tahu. Paling benar. Mereka tak membaca, banyak orang yang tahu dan punya jaringan informasi yang valid.
– Gerombolan #Bong200 percuma bully saya. Gak mempan. Saya bekerja mencari informasi dari segala arah. Ini kebiasaan lama, bertahun-tahun ketika masih di lapangan sebagai jurnalis. Bagaimana mencari informasi yang valid.
– Met Jumatan para sahabat. Tetap jaga ukhuwah. Hidupkan terus semangat agresi 212. Tak usah didengar para penyinyir dan tak usah digubris cemooh gerombolan #Bong200. Mereka sedang menjadi hamba setan. Diperbudak nafsu angkara murka.
Sumber: http://edyaeffendi.com/kenapa-uas-dicekal/