Zeng Wei Jian: Buktikan Monas Milik Seluruh Umat Dan Warga, Anies Bikin Haters Kejet Kejet Shock


[PORTAL-ISLAM.ID]  Mereka berusaha (keras) produksi gambaran Anies Baswedan intoleran, radikal, wahabi, dan menindas minoritas.

Mulai dari ciptakan hoax, sebar fitnah, pelintir berita, sampe boikot program Natal di Monas.

Macem-macem argumentasi mereka. Ngasal. Nyinyir. Asal bunyi. Mulai dari copas ayat Bibel sampe bilang Allah Yesus tidak dilahirkan di Monas.

Apa pun itu, they failed. Fakta mengalahkan rekayasa persepsi. Anies mengizinkan Monas dipake umat Nasrani. Tadinya, mereka hendak bikin kesan "policy Anies" hanya untuk umat Muslim.

Boikot Natal di Monas ialah gerakan politik. Targetnya mendiskreditkan Anies-Sandi. Dark politic. Stimuli hatred.

Di mata mereka, ibarat kata Thomas Mann, "Everything is politics".

Pake lip gloss: politik. Kata "pribumi", Alexis, Harga AC, gorden, banjir, helm, side adjuster pants, Tanah Abang, semuanya jadi dilema politik.

Karena semuanya politik maka mereka ialah politisi. Pantes sabet gelar; political junkiest. Hard core politician. Over dose politic. Seperti orang keracunan keong sawah.

Padahal, dalam hidup, NOT everything is politics. Dan Anies bisa melaksanakan sesuatu yang tidak mampu dilakukan Ahok-Djarot. Dia menyatukan semua elemen Jakarta.

Misalnya, FPI mendukung program Natal di Monas. Haters shock. Kejet-kejet. Mutung. Busa keluar dari lisan mereka. Ada lendir. Bau menyengat. "I can not believe it," kata mereka.

"Divide and rule, the politician cries; unite and lead, is watchword of the wise," kata Johann Wolfgang von Goethe.

Anies menciptakan unifikasi The Devided Batavia jadi mudah. Thus, saya kira, Anies masuk golongan "the wise".

"We have these integrations when everything's pulled together into a unification, in which it turns out to be simpler than it looked before," kata Richard P. Feynman.

THE END

Penulis: Zeng Wei Jian
Share Artikel: