Fahri Menjawab Beliau Bukan Siapa-Siapa Tanpa Pks, Beliau Frustasi Tak Jadi Caleg Lagi


[PORTAL-ISLAM.ID] Tanggapan Fahri Hamzah yang disampaikan di akun twitternya, Jum'at (05/01/2018):

Sehabis Jumat saya tambah soal #DiaBukanSiapa2 sebagai narasi yang dibangun oleh penguasa PKS kini ini. Narasi ini fatal sekali dan bertentangan dengan agama Islam dan juga falsafah demokrasi. Mari kita simak apa yang terjadi.

Jubir dan pimpinan PKS merasa bahwa jabatan publik yang kini disandang oleh #KaderPKS yaitu hadiah dari pimpinan atau #QiyadahPKS. Maka, kirik kepada pimpinan yaitu kritik kepada partai. 

#PimpinanPKS bahagia sekali menggunakan narasi diktatorial wacana kebenaran pendapat partai yang diwakilinya sambil meniadakan makna kebenaran aturan dan pendapat orang lain. #KaderPKS lalu hanya menjadi embel2 untuk diklaim.

Coba dengar apa kata #JubirPKS wacana saya, “sebelum di PKS #DiaBukanSiapa2, dia final bukan kader lagi, dia panik lantaran tidak dicalonkan lagi, dia tidak ikut keputusan Syuro, dia buka sendiri pemecatannya, dll”. Semua omongan ini bertentangan dengan fakta sebenarnya.

Dalam kalimat2 #JubirPKS itu tidak saja banyak dusta yang bertentangan dengan fakta persidangan dan hukum, tetapi juga dilumuri busuk busuk darah final hidup nalar, kebijaksanaan dan penalaran dari insan merdeka sebagai Hamba Tuhan semata. 

Padahal dalam Islam, struktur itu kita tumbangkan serendah mungkin sehingga dia tidak nampak mengganti kebebasan insan di depan TuhanNya. Nabi Muhammad SAW tiba dengan tradisi de-sakralisasi kepada otoritas dan wibawa manusia.

Itulah yang membuatnya SAW lemah lembut kepada sahabatnya dan melarang mereka menghormatinya ibarat orang terdahulu menghormati Pemimpinnya. 'Sahabat' kata beliau, bukan kader atau anak buah. Beliau murka saat tiba dan orang berdiri. 

Kultur gres yang dibawa nabi Muhammad SAW yaitu pembebasan, “tahrirul insan min ‘ibadatul ‘ibad, ila ‘ibadatullah”, membebaskan insan dari penyembahan kepada sesama makhluk menuju penyembahan kepada Tuhan semata. 

Itulah inti kedatangan Islam dan itulah lantaran kenapa orang Islam ini simpel diajak melawan negara? Apalagi bila ada kezaliman, imperialisme dan kolonialisme? Karena Tauhid, Orang Islam sensitif dengan dominasi selain Allah. 

Islam mengajarkan kepada saya keras kepala, dan menolak tunduk kepada feudalisme dan kezaliman. Di mana saya melihat dominasi yang otoriter maka saya ibarat melihat berhala yang ingin saya lawan seketika. Inilah pengertian saya wacana Islam. 

Sejalan dengan tradisi “SahabatNabi” maka para ulama membiasakan kita saling memanggil dengan “Saudara”. Albanna mendirikan Ikhwan, lantaran tidak ada nama yang paling sempurna bagi perkumpulan mengikuti sunnah nabi kecuali “Persaudaraan”.

Inilah yang saya pelajari dalam tarbiyah PKS awalnya, “bahwa Islam telah mempersaudarakan kita berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah untuk melawan tirani hirarki yang menciptakan insan diperbudak atas nama struktur dan piramida kuasa”.

Sekarang menjadi berbeda, sudah 3 kali keputusan hakim: (1) Keputusan Sela (2) Keputusan Pengadilan Negeri (3) Keputusan Pengadilan Tinggi memenangkan saya. Tapi #JubirPKS dan #QiyadahPKS terus memproduksi keterangan yang membingungkan. Salah satunya yaitu dia dulu #DiaBukanSiapa2.

Kalimat #DiaBukanSiapa2 ini sanggup ditarik menjadi, “tanpa PKS kita ini bukan siapa2, PKS-lah yang memberi kita jabatan dan kehidupan, PKS yang memuluskan kita, untuk PKS-lah kita berjuang dan kita bersama, dan seterusnya...” apakah ini tidak berbahaya?

#NarasiPKS belakangan ini makin kacau. Pemimpinnya makin sering bikin kisah sepihak tanpa fakta dan kadernya hanya digunakan sebagai klaim soliditas dan Ketaatan sambil secara kejam ditekan dan ditinggalkan. Karena kader memang #DiaBukanSiapa2.

Dari kader bawah dan pendiri partai, hingga saya berada di atas Saya tahu apa yang sebetulnya terjadi. Ini semua wacana “hilangnya jiwa dakwah dalam badan PKS”. Operasi intelijen dan politik telah membuatnya tanpa ruh dakwah. 

Maka jangankan Demiz yang gres tiba 5 tahun, tiba2 detik terakhir menggunakan alasan gagal komunikasi begitu saja. Saya yang tumbuh dari bawah nyaris 25 tahun tanpa salah tiba2 dalam 5 ahad dicabut hilang begitu saja dari seluruh jenjang dan sejarah. 

Demikianlah, #KaderPKS dalam bahaya. Partai juga dalam kendali segelintir elit gres yang mengandalkan lobby segelintir orang gres entah dari mana. Tapi ini sanggup berakhir tragis. Partai hilang oleh pemilu. Suara tarbiyah yang dulu lantang menjadi sirna.

Saya tahu, saya dianggap frustrasi lantaran tidak dicalonkan. Ini lantaran saya telah dinistakan termasuk dengan banyak gosip bohong kepada kader, “partai melindungi banyak aibnya”, dll. Saya dianggap sudah tidak punya masa depan dalam arti jabatan...masya Allah. 

Tapi, niscaya akan ada Pelita kecil yang menyala di tengah gelap. Semoga Tuhan SWT memberi hidayah kepada jiwa yang tulus ikhlas. Di antara para pemimpin yang ikhlas. Agar PKS kembali kepada dakwahnya dan kepada jati diri agamanya. Jangan mengalah ya Ikhwan! 

 Percaya saya bahwa partai ini yaitu kelompok yang sangat menginginkan kebaikan bagi negerinya melebihi dirinya sendiri...ini yaitu amanah agama yg disadari...tapi memang ada problem kepemimpinan...Sabarlah.... 

Wallahu a'lam.

(Sumber: Twitter @Fahrihamzah)


Share Artikel: