Nyinyir Kelas Menengah Ngehek Soal Becak Anies


[PORTAL-ISLAM.ID] Tanggapan @awemany (Ardi Wirdamulia, PhD) untuk Kelas Menengah Ngehek yang banyak cincong soal kebijakan Becak Gubernur Anies:

Kaca mata buram kelas menengah ngehek ini emang ngga bisa membayangkan ada orang-orang yang memang ngga punya sumberdaya apa-apa. Mereka-mereka yang ngga punya apa-apa selain tenaga.

Ngomong 'kalo orang udah bisa ke bulan kok ini malah nggenjot becak'. Duh! Saya tahu kalian itu terberkati. Tapi ngga perlu juga merendahkan mereka yang hanya bisa jual tenaga. Dari mulai kuli panggul hingga tukang beca. Mereka juga bab dari bangsa ini.

Dari mobil-mobil mewah, anda bilang betapa tidak manusiawinya mengijinkan becak digenjot. Tapi apa yang sudah kita kerjakan untuk menciptakan mereka bisa beroleh nafkah? Nyinyir di sosmed doang?

Jokowi tahun 2012 ialah figur yang menarik. Anda lihat janji-janjinya (saat jadi calon gubernur DKI 2012 -red). Ada becak di sana. Beliau paham arti penting berempati pada rakyat miskin. Entah kenapa kini pendukungnya lupa. Lebih pengen yang miskin digusur.


Jokowi tidak sempat mewujudkan komitmen itu. Penggantinya (Ahok -red) kita tahu berpihaknya pada siapa. Dan kini Anies Sandi berupaya untuk mewujudkan janji-janji itu. Karena itu memang komitmen yang penting ditunaikan negara.

Pemerintah yang baik akan mencoba untuk mengurangi beban hidup orang miskin. Ada BPJS untuk kesehatan. Ada KIP untuk nasional. Ada BLT. Ada banyak ketika ini. Mari kita akui itu sebagai kemajuan.

Pak Jokowi dan Pak SBY bisa membuatkan kredit untuk kemajuan ini. BPJS itu start di jaman SBY tahun 2011. KIP punya Jokowi ialah penyempurnaan kegiatan BSM nya SBY. KIS juga penyempurnaan KPS nya SBY. Ini merupakan bentuk tanggungjawab negara terhadap orang miskin.

Pendukung Jokowi harus mulai menyapih diri dari pendukung Ahok. Para kelas menengah ngehek. Karena yang ada di pikiran kelas menengah ngehek itu cuma me, me and me (Saya, saya dan Saya -red) Belajarlah untuk paham kalo masyarakat itu harus membuatkan beban. Mau?

Again, twit saya jangan juga diartikan kalo miskin artinya peraturan boleh dilanggar. Bisa chaos. Saya mengajak mari kita pikirkan peraturan-peraturan itu. Kita minta kebijakan yang menawarkan kesempatan bagi orang-orang miskin. Kasih ruang.

(dari twit @awemany 17-1-2018)

CATATAN: Jangan lupa, 40% tenaga kerja kita pendidikannya SD kebawah, lebih 50% pekerja berstatus informal (PKL, pedagang asongan, PKL, kuli, tukang gorengan, becak dsb). Dengan segala keterbatasan, itu pilihan realistis. Mereka perlu diakomodir, ditata, didukung kebijakan pemerintah yang berpihak pada mereka.


Share Artikel: