[PORTAL-ISLAM.ID] Saat nyeruput kopi pahit ada kiriman goresan pena dari Deni Siregar judulnya "jualan orang miskin". Makara ingat kedunguan seorang penulis yang punya follower tidak mengecewakan banyak, dibanding saya, dikala di program ILC.
Menggelikan sekali dalam goresan pena itu memainkan opini 212 dan kini beralih jualan orang miskin alias memelihara orang miskin partai oposisi dikala ini. Padahal kita ingat betul justru sebaliknya partai penguasalah yang memelihara dan dengan slogan wong cilik tapi kebijakan mencekik orang miskin.
Jika infrastruktur ialah keberhasilan pemerintah Jokowi, seharusnya tidak ada satu bayi pun yang terkena gizi jelek di Papua, alasannya ialah infrastruktur sudah memudahkan pengiriman materi pokok. Dan sebagai penulis di DS ini saya rasa hanya dapat menulis kisah fiksi bukan kisah kasatmata alasannya ialah semua berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.
Partai penguasalah yang jualan dan pelihara orang miskin untuk dibodohi. Masih ingat terang dikala beras mahal apa kata putri mahkota? Saat listrik mahal naik apa kata si Mentri? Saat daging dan telur mahal apa kata menteri Paduka Istana? Lihat kelakuan Oneng, Putri Mahkota dikala SBY kuasa, ia nangis protes demi kepentingan isi perut dan golongannya.
Justru partai penguasa yang memelihara dan menjual orang miskin slogan partai wong cilik kebijakan hancurkan wong cilik dan jadikan raja kaum Borjuis. Beberapa kader penguasa mereka itu harusnya aib alasannya ialah honor mereka sebagian dibayar dari keringat orang miskin.
Sila ke lima dari Pancasila ini hanya slogan buat penguasa dikala kampanye setelah kampanye tinggalkan. Semoga DS dan partai penguasa tidak tersedak ampas kopi pahit yang dapat mengantarkan mereka ke rumah sakit. Ojo lali ngopi Ben pinter nelikung bunyi orang miskin.
Penulis: Sayuh
https://www.facebook.com/inami.julia