@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Jangan Kriminalisasi Fahri Hamzah Atas Sikapnya Kritisi Kpk!


[PORTAL-ISLAM.ID]  Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazarudin kembali bernyanyi.

Kali ini nama Wakil Ketua dewan perwakilan rakyat RI Fahri Hamzah disebut-sebut dalam nyanyian Nazarudin soal penerimaan sejumlah uang ketika menjabat wakil ketua komisi hukum.

Melihat hal itu, Eskponen Gerakan Mahasiswa 1998 Haris Rusly Moti menduga nyanyian Nazarudin tidak lepas dari perilaku keras Fahri yang konsisten mengkritik arah penegakan aturan yang dijalankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurutnya, terlepas tepat atau tidak, perilaku kritis Fahri terhadap KPK sangat masuk akal dan seharusnya dilakukan sebagai salah satu pimpinan parlemen.

"Saya langsung sangat mendukung langkah KPK dalam memberantas korupsi. Saya niscaya akan berontak jikalau ada upaya untuk melemahkan kiprah dan fungsi KPK sebagai institusi pemberantasan korupsi. Ibarat kata, KPK berbuat menyimpang saja kita dukung, apalagi KPK bertindak tepat," jelasnya kepada redaksi, Rabu 21 Februari 2018.

Namun, Haris tidak oke jikalau KPK membangun mental anti kritik dan terlihat galau jikalau menerima kritikan. Apalagi jikalau psywar dilakukan untuk tujuan mencemarkan nama baik para pengkritik KPK mirip yang dialami Fahri Hamzah.

"Saya mendukung langkah KPK memakai kewenangannya menggali info terkait kejahatan korupsi melalui pengetahuan pelaku seorang koruptor mirip Nazarudin. Namun, sangat berbahaya jikalau verbal Nazarudin dipakai untuk tujuan psywar yang merusak nama baik politisi kritis mirip Fahri," ujar Haris.

Dia mengimbau, alangkah baiknya KPK tampil mirip apa adanya, yakni membangun argumentasi besar lengan berkuasa dan teguh terkait arah pemberantasan korupsi yang sedang dijalankan. KPK jangan menjalankan politik main kayu mirip yang dipertontonkan rezim yang sedang berkuasa adalah dengan mengkriminalisasi oposisi memakai UU ITE, tapi di ketika yang sama dekat dengan para taipan yang diduga merampok uang negara.

"Orang muda mirip Febri Diansyah yang menjadi jubir KPK rasanya memiliki kapasitas baik mental maupun intelektual dalam menjelaskan dan menangkis setiap kritik, baik yang tiba dari wakil rakyat mirip Fahri Hamzah maupun kritik akademis dari Prof. Margarito Kamis dan Prof. Irman Putra Sidin," papar Haris.

Untuk itu, ia mendukung langkah KPK dalam memberantas korupsi di Indonesia. Namun juga sangat mendukung langkah Fahri Hamzah supaya tetap konsisten menggonggong arah penegakan aturan yang dilakukan KPK.

"KPK bukan malaikat, tak ada insan yang sempurna. Bahkan para nabi yang diutus oleh Yang Mahakuasa pun punya kekurangan tertentu sebagai manusia. Kritik dan oposisi menyerupai cermin supaya kita sanggup melihat kekurangan kita," kata Haris.

Lebih jauh, ia mengimbau, baik KPK maupun dewan perwakilan rakyat tidak usah takut dengan kritik. Juga tidak usah menciptakan undang-undang yang membatasi kritik kepada institusi.

"Terimalah setiap kritik sebagai obat besar lengan berkuasa yang menambah makin perkasa dalam menjalankan fungsi kenegaraan, baik sebagai penegak aturan maupun sebagai wakil rakyat," demikian Haris.

Sumber: RMOL