Anis Matta: Jangan Kehilangan Kebahagiaan


Ikhwah fillah, jangan pernah kehilangan kegembiraan dalam siatuasi apa pun. Kita harus menyimpan kegembiraan dalam kondisi apa pun juga. Kita dapat melewati hari-hari sulit ini dengan tertawa. Dan tahukah Antum apa yang menjadi sumber kegembiraan kita? Karena cobaan ini yakni kode dari Tuhan bahwa kita akan naik kelas.

Dalam kaidah fikih, ulama yang menyampaikan menyerupai ini, “Urusan itu, kalau menyempit meluas, kalau meluas menyempit”. Contohnya yakni ketika salat. Di ketika kita musafir, waktu kita sempit, Tuhan memperlihatkan banyak dispensasi dari Tuhan termasuk men-jama’ dan men-qasar salat. Jadi, waktu kita kepepet, di situlah peluang itu. Waktu kita terjepit, di situlah Tuhan membuka peluang.

Oleh alasannya yakni itu di ketika perang Khandaq pasukan musuh mengepung Madinah, dan Rasulullah hanya mendapat waktu 6 hari dalam menciptakan parit ini. Dan tahukah Antum berapa panjang parit itu? Berapa luas dan dalamnya? Lebarnya enam meter, dalamnya tiga meter, dan sepanjang setengah kota Madinah. Dan dikerjakan ketika demam isu dingin. Dan cobalah Antum bayangkan, yang akan dilawan ini yakni sepuluh ribu pasukan, koalisi besar dari seluruh pasukan Quraisy. Begitu tegangnya situasi ini hingga Tuhan menurunkan ayat yang di sebut dengan surah al-Ahzab.

Tahu artinya al-Ahzab? Al-Ahzab berarti partai-partai, golongan-golongan, dan kelompok-kelompok, semuanya menyatu. Luar biasa tekanan kepada umat Islam pada waktu itu. Tuhan mengatakan, “Dan ingatlah ketika mata kalian membalalak, dan jantung kalian telah hingga di tenggorokan, dan kalian mulai menduga-duga yang jelek perihal Allah, di kawasan itulah orang itulah diuji dan mereka digoncang segoncang-goncangnya.”

Suatu ketika kaum muslimin menemukan kerikil besar yang mereka pecahkan karenanya Rasulullah mengambil kapaknya, dan memukul kerikil karang itu. Setiap pukulan Rasulullah mengatakan, “Romawi akan kita bebaskan!” Di manakah Rasulullah menjanjikan pembebasan Romawi itu? Kapan situasinya? Justru ketika mereka semuanya sedang terkepung.

Jadi, Ikhwah sekalian, berbahagialah alasannya yakni kita akan menjalani takdir yang lain. Bahwa yang tampak sebagai keterpurukan, apa yang tampak sebuah keterjepitan, apa yang tampak sebagai sebuah musibah, sebenarnya merupakan pintu kecil yang mengantarkan kita jalan panjang menuju kemenangan, insyaallah.

Kaprikornus harus mempertahankan impian kita, optimisme kita, kegembiraan kita. Jangan membiarkan orang lain menciptakan kita sedih. Jangan biarkan orang lain menciptakan insiden yang mengubah hidup kita. Jangan biarkan orang lain memilih nasib kita sendiri.

Suatu ketika Presiden Bosnia Izetbegovic diwawancarai oleh media, waktu Bosnia dibantai bertempur dengan Serbia pada tahun ’93 - ’94. Beliau ditanya perihal masa depan perang Bosnia dan Serbia. Beliau menyampaikan yang akan memenangkan pertempuran ini bukan siapa yang membunuh lebih banyak, tapi siapa yang dapat bertahan hidup lebih lama.

Jadi, Ikhwah sekalian, ini bukan berapa banyak korban dari kedua belah pihak. Yang yang memilih dalam pertarungan itu yakni yang bertahan hidup lebih lama. Dan, insyaallah, kita mempunyai syarat-syarat kehidupan yang lebih usang itu, dan salah satu syarat itu yakni kebahagiaan.

(Anis Matta)

#ArahBaruIndonesia2019


Share Artikel: