Fahri Tantang KPK Bongkar Sel Mewah Mako Brimob, Berani?
[PORTAL-ISLAM.ID] Keberhasilan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Lapas Sukamiskin Bandung, termasuk mengungkap fasililtas hotel prodeo di sana, dianggap bukan prestasi.
Begitu dikatakan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Selasa (24/7/2018). Dia justru menantang komisi antirusuah tersebut untuk membongkar dugaan adanya sel mewah di lapas-lapas lain, termasuk di Lapas Mako Brimob Kepala Dua, Depok.
"KPK jangan hanya berani sama Sukamiskin, enggak berani sama Mako Brimob. Padahal di sana itu lebih empuk dan mewah," kata Fahri, seperti dilansir RMOL.
Sebab dia melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan di Lapas Sukamiskin, bukan fasilitas mewah dan masih sangat manusiawi.
"Lapas selain Sukamiskin itu antah berantah kayak zaman Belanda. Orang ditahan bertahun-tahun butuh hiburan juga," ucapnya.
Karena itu, anggota DPR asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, tidak sepakat dengan program revitalisasi lembaga pemasyarakatan atau lapas dan rutan.
"Lapas Sukamiskin itu sudah yang paling manusiawi di Indonesia ini. Enggak perlu itu (program revitalisasi)," tegas Fahri.
Diketahui, Kalapas Sukamiskin Wahid Husen diciduk KPK bersama tiga orang lainnya pada Sabtu dinihari, 21 Juli 2018. Setelah menjalani pemeriksaan, Kalapas yang baru menjabat sejak Maret lalu itu ditetapkan sebagai tersangka penerima suap terkait pemberian fasilitas mewah dan rekomendasi izin luar biasa kepada narapidana korupsi tertentu di dalam Lapas Sukamiskin.
Tantangan Fahri kepada KPK untuk membongkar Mako Brimob, mendapat dukungan sejumlah pihak.
"He hehe. saya ingin tahu cara KPK meladeni tantangan ini. Asyik kali ya siapa tahu ada yg sdg sakit tapi tak ada di penjara juga tak ada di rumah sakit," komen KH Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah MUI Pusat, melalui akun twitternya.
He hehe. saya ingin tahu cara KPK meladeni tantangan ini. Asyik kali ya siapa tahu ada yg sdg sakit tapi tak ada di penjara juga tak ada di rumah sakit. https://t.co/NcbQIThSj5— cholil nafis (@cholilnafis) 24 Juli 2018
ya ngak mungkin berani kiai...— alfariz (@Udin_prabowo) 24 Juli 2018
Jkw terlalu proteksi AHok— #2019mencariPresidenBaru# (@proxy_election) 25 Juli 2018