Alasan Jokowi KALAH, BERTAMBAH LAGI...
[PORTAL-ISLAM.ID] Beberapa hari yang lalu, saya mau bikin sedikit coretan tentang beberapa alasan Jokowi kalah, tapi ga jadi, walau pengangguran, saya agak sibuk belakangan ini.
Sore ini, setelah bermalas-malasan seharian, saya buka Facebook. Ternyata teman-teman saya pada bikin status #reuni212. Saya koq jadi pengen ikut bikin status. Ga papa dikira ikut-ikutan. Ora urusan. Saya terus terang, dua tahun lalu juga ga ikut aksi 212, tapi jangan kira saya ga setuju, justru waktu itu saya meliburkan karyawan kantor untuk ikut aksi ABI di Malioboro, dan membiayai beberapa karyawan ke Jakarta untuk ikut aksi 212. Banyak lagi, ga perlu saya tuliskan, nanti saya dikira mau pamer, bukan mau bikin tulisan. wkwkwkwkwk
Kembali ke Alasan Jokowi kalah. Setelah nongkrong beberapa kali dengan kawan-kawan hingga larut pagi, saya menemukan ada beberapa alasan kenapa Jokowi kalah pada Pilpres kali ini, mungkin beberapa minggu ke depan lagi terus bertambah. Menurut ane nih ya, yang pernah jadi konsultan politik beberapa tahun, dan sekarang memilih jadi bakul online, ada beberapa alasan kenapa Jokowi kalah, yaitu:
1. Faktor Sandiaga Sholahuddin Uno, benar ngga nih namanya? Menurut survey yang saya agak percaya, soalnya bukan bayaran sih ya, wkwkwk, gerakan Sandi Uno ini memang agak brutal memang, dan mampu mendongkrak Elektabilitas Prabowo-Sandi. Kebetulan, salah satu tim yang mendampingi dia kemana-mana adalah teman ane. Sandi itu ya, hampir tiap hari mendatangi masyarakat, dari komunitas satu komunitas yang lain. Dalam satu hari, Sandi bisa mendatang 4-5 titik komunitas di beberapa daerah. Sandi juga tak asal milih komunitas apa yang dia kunjungi. Komunitas yang didatengi pasti memiliki jejaring yang ga karuan banyaknya. Sampe disini paham ya, bahwa factor Sandi cukup kuat mendorong elektabilitas Prabowo – Sandi.
2. Munculnya gerakan GOLPUT dari kelas menengah. Lho, apa hubungannya dengan alasan Jokowi kalah? Jadi begini, gerakan GOLPUT ini diinisiasi oleh orang-orang kelas menengah yang memilih Jokowi pada Pilpres tahun 2014 yang lalu, dan merasa kecewa dengan Jokowi. Alasan kecewanya ya ga tau ane, ga penting lah itu. Pilihan politik mereka menarik sebenarnya, mereka kecewa dengan Jokowi, tapi tetap tak mau memilih Prabowo. Tapi ga ada masalah, yang penting pemilih Jokowi jadi berkurang. Anda tahu kan? Gerakan kelas menengah ini jangan dianggap remeh pengaruhnya. Sejarah republik ini adalah sejarah yang diiniiasi kelas menengah. Tentu GOLPUT ini sangat menguntungkan Prabowo – Sandi.
3. Nah, ini yang terakhir. Saya ga bakal bikin banyak alasan, cukup 3 saja. Kalau kebanyakan, ntar mirip pula dengan yang lain, hehe. Tambahan alasan berikutnya adalah ya acara #reuni212 ini. Saya ga tau persis berapa yang hadir, di berita ada yang bilang sekitar 8 juta, teman-teman yang hadir disana bilang mungkin nembus 10 juta, asumsinya sederhana saja, jumlah aksi 212 tahun ini jauh lebih banyak dibanding sebelumnya. Tahun lalu, menurut DR. Haekal, salah satu tokoh ABI 212 ini, peserta aksi sekitar 7 juta orang. Kalau mau dihitung boleh juga, anggaplah tidak 100% yang pilih Prabowo, cukup 90% saja, berarti 9juta, jika mereka punya keluarga 3 orang, berarti ya sekitar 27juta. Modal yang cukup buat Prabowo Sandi, ditambah pemilih nasional lainnya. Ya sangat mungkin sekali Prabowo bakal menang Pilpres kali ini. Lho koq bisa diasumsikan ini milih Prabowo? Acara ini menolak Jokowi hadir dan mengundang Prabowo untuk orasi, tambah jelas bukan?
Udahlah….kayaknya Jokowi bakal kalah. Percaya ane dah….yang masih ragu-ragu, pilih yang bakal menang aja. Bak kato urang minang, condong mato nan ka rancak, condong salero ka nan lamak, ane tambahin satu lagi nih condong miliah ka nan manang…wkwkwkwkkwk. Kalau ga percaya ya ga papa juga. Suka-suka lah, yang penting ojo jotos-jotosan. Nek wani, ya apik, biar kuwi kekancan maneh ya.
2 Desember 2018
(Romo S. Putra)
Bila satu orang peserta reuni bisa pengaruhi 10 orang. Maka yg akan pilih 02 in shaa Allah ada di angka 100 juta pemilih. Hak pilih total 189 juta suara. Sudah bisa dipastikan Kepala Sekolah Jaenudin pulang kampung.
— 8. Ir. M. Adamsyah WH, M.Si. (@DonAdam08) 3 Desember 2018