[PORTAL-ISLAM.ID] Marah-marah, katanya difitnah, jadi korban hoax, lalu mau melawan. Kampanyenya memerangi hoax. Herannya, para pendukungnya paling aktif menebar hoax.
Katanya, jangan ungkapan kebencian. Tapi kata-kata bunuh, ganyang, persekusi pengajian, menganiaya petugas, menyerang ormas, juga dari pendukungnya.
Ujarnya jangan politisasi agama, jangan jadikan masjid sarana politik praktis. Tapi justru ngamplop di depan kamera, tebar fitnah ke istilah syariah-khilafah.
Tuduhannya, orang lain yang otoriter, yang mengekang kebebasan. Tapi akun-akun yang berseberangan di takedown, nasihat dibilang makar.
Bilangnya, ulama nggak ngaruh, UAS gak penting. Sekali UAS berikan arahan, fitnah langsung ditebar, nyata dipersiapkan, sangat menjijikkan.
Baca Juga
- Fenomena Gen Z bunuh diri... Pagi ini, kembali ditemukan jenazah mengambang di Teluk Kendari, sudah 3 bundir dalam 2 pekan
- Akhirnya... KPU Bangkalan Akui C1 yang Diserahkan ke MK Palsu
- Eks Komisioner KPU: Kubu 01 Tidak Percaya Diri Walau Menang Pemilu, Makanya Butuh Rekonsiliasi Untuk Mendapat Legitimasi
Kekuasaan hanyalah alat, karenanya kedzaliman saat ini meraja, sebab alatnya ada ditangannya. Hanya di masa ini ummat saling curiga, ulama dibelah-pecah.
Fix, semua ini harus disudahi. Rezim ini sudah cukup banyak memberikan mudharat bagi ummat. Tak ada solusi, selain penerapan syariah Islam.
#saveUAS #rezim #fitnah
Penulis: Ust. Felix Siauw