Mahathir Nyatakan Malaysia Keluar dari Tekanan Utang, Beberapa Proyek China Dibatalkan


[PORTAL-ISLAM.ID]  Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan negara tidak lagi menghadapi tekanan keuangan setelah utang negara ditangani dengan hati-hati.

Mahathir mengatakan kemampuan pemerintah untuk mengurangi tekanan keuangan Malaysia merupakan salah satu pencapaian dari koalisi Pakatan Harapan, yang memenangkan pemilu pada Mei 2018.

Pakatan Harapan menggantikan Barisan Nasional, yang dimotori UMNO, yang berkuasa di Malaysia sejak negara itu merdeka.

“Saya merasa ada banyak masalah yang bisa ditangani. Kami berhasil mengatasi masalah keuangan. Kita tidak lagi berada dalam tekanan masalah keuangan karena mengelolanya dengan hati-hati,” kata Mahathir dalam sebuah wawancara dengan Bernama, Kamis (11/7/2019).

Saat mulai memerintah pada Mei 2018, Mahathir mengatakan mewarisi utang sekitar 1 triliun ringgit Malaysia atau sekitar Rp3.400 triliun.

Pada April lalu, utang nasional berhasil diturunkan menjadi 686 miliar ringgit.

Pemerintahan Mahathir menangani masalah keuangan ini dengan mengkaji ulang sejumlah proyek dan sejumlah kesepakatan yang dibuat pemerintahan sebelumnya.

Salah satu proyek yang dibatalkan Mahathir adalah proyek dengan China.

Malaysia menarik kembali dana yang telah disetorkan dalam proyek raksasa China untuk membangun pipa yang dibatalkan.

Perdana Menteri Malaysia Dr Mahathir Mohamad menegaskan, pemerintah Malaysia berhak mendapatkan kembali uang yang terlanjur digelontorkan kepada perusahaan China Petroleum Pipeline Engineering Ltd (CPP).

CPP mendapat kontrak dari pemerintahan Najib Razak tahun 2016 untuk membangun saluran pipa petroleum sepanjang 600 kilometer di sepanjang pantai barat Semenanjung Malaysia dan saluran pipa gas sepanjang 662 kilometer di Sabah.

Namun proyek itu dihentikan setelah Mahathir memimpin Malaysia untuk mengurangi beban utang yang jor-joran di masa Najib Razak.

Media Singapura, The Straits Times, sebelum ini melaporkan pihak berkuasa Malaysia menarik lebih RM1 miliar atau sekitar Rp 3,4 triliun milik CPP.

Menurut Mahathir, tingkat utang saat ini berada pada level yang dapat dikelola.

Menurutnya, diperlukan waktu antara 10 dan 15 tahun bagi Malaysia untuk kembali menjadi Harimau Asia.

Share Artikel: