Menjadi TUA itu Takdir, Tapi Menjadi Tetap Keren adalah Kewajiban (SOLUSI PLN)
Oleh: Mardigu WP
Maaf lama saya tidak menulis sehubungan ada tambahan “kerjaan” merekam 100 video untuk cara cerdas bernegera. Untung sudah selesai 100 seri tersebut, semoga berkenan menontonnya.
Maklum sederhana sekali ilmunya. Bahkan banyak akademisi kampus orang pinter makan sekolah mengganggap video itu seperti buatan anak sekolah kelas 3 SD.
Ya saya mohon maaf. Atas ketidak mumpuninya keilmuan saya tersebut dibanding dengan ilmu para akademisi atau kaum cendia lainnya. Apa lagi kalau video tersebut nyerempet ke politik, sontoloyo ini diangap miring ke salah satu dan ngak doyan ke satunya. Ya gak apa –apa juga namanya juga persepsi hahaha. Bebas aja lah, santai aja.
Jadi kita bicara apa nih enaknya?
PLN?
Boleh juga nih kita bicarakan. Setelah dirutnya dinyatakan korupsi, PLN yang batu baranya mengotori udara Indonesia terutama Jakarta, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sumetera sehingga pencemaran Jakarta ditambah polusi kendaraan bermotor terburuk sepanjang sejarah bangsa.
Lalu selain hutangnya PLN besar sejumlah 372 Triliun rupiah, eh apa karena hutang besar jadi kemarin listrik PLN di matikan ya?
Oh, ada lagi prestasinya, belum pernah Jakarta ibukota mati listrik lebih dari 5 jam sejak 30 tahun yang lalu, sekarang pecah juga. yes!!!!
Jadi ada apa dengan PLN ya?
Ada 2 hal yang jadi pertanyaan, gara gara pohon jatuh listrik mati di pulau jawa sampai 2 hari bermasalah. Kok bisa ya?
Pertanyaan selanjutnya kok lama bener ya?
Ini khan masalah ketahanan energy nasional. Ini bisa menimbulkan inspirasi bagi asing bahwa untuk merubuhkan ekonomi Indonesia cukup rubuhkan pohon sengon 8 meter ke sutet????!!#$%@
Sesederhana itu ya masalahnya? Bukanya ada ribuan pohon sekitar sutet dan sudah ada antisipasinya?
Atau..ada masalah di markas gandul kali ya? control room nya di isi teknikal yang ngak capable kali ya? Hayoo ngaku.
Ada arus balik 3000 Mega Watt kemarin kok bisa ya? Biasanya paling 900-an tahannya, kena 3000 Mega watt ya “trip” gitu ya?
Itu ada sabotase atau human error sih? Ah maaf nih, saya walau sontoloyo adalah manusia logika, menurut saya ini human error.
Listrik PLN “must go” dan listrik ekonomis di hari “minggu” di kendalikan orang yang tidak “capable” di lapangan. Ini hanya “intuisi”. Sulit memang mengendalikan 250 mesin sepanjang Jawa dengan 3000 RPM stabil, sinkronisasinya sulit.
Karena itu saya jauh-jauh hari usul.
Ada baiknya swasta nasional boleh buat power plan, punya jaringan distribusi, dan jual sendiri ke “end user”. Pasti listrik menjadi kompetitif servicenya. Begitu ada peritiwa seperti kemarin, langsung listrik swatsa digunakan. Begitu juga sebaliknya, tidak monopoli seperti sekarang.
Dunia aviasi berhasil melepas monopoli dengan swasta nasional perusahaan penerbangan selain garuda, juga dunia telekomunikasi tidak melulu telkom ada operator lain.
Begitu juga listrik. Saya malah percaya kalau di izinkan swasta, pasti saya mengacungkan duluan sebagai penyedia listrik langsung ke pelanggan, jamin harga 20% lebih murah dari PLN.
Eh, nanti PLN nambah rugi lagi ya kalau ada kita? Jadi bagaimana dong?
#peace
(060819)