Beredar Susunan Kabinet, Sandiaga Uno Menteri Investasi
[PORTAL-ISLAM.ID] Beredar lagi di medsos susunan nama-nama dan jabatan menteri yang disebut sebagai Kabinet Kerja Jokowi Amin. Menariknya, dalam susunan kabinet ini, ada lawan-lawan Jokowi di Pilpres ikut masuk jadi menteri, dan itu merupakan nama-nama tenar.
Dalam susunan Kabinet Kerja Jilid II ini ada jabatan 4 menteri koordinator (menko), lantas 32 menteri yang di beberapa pos ada wakil menteri, 6 pejabat setingkat menteri, dan 6 jabatan baru.
Nah, dalam susunan jabatan seperti itu, ada dua nama yang dulu jadi lawan Jokowi, kini malah masuk. Nama beken itu adalah Sandiaga Salahudin Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sandiaga ditulis sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM. Sedangkan, AHY sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Seperti diketahui, Sandiaga Uno adalah lawan Jokowi dalam Pilpres 2019. Sandiaga sebagai calon wakil presiden, saat itu calon presidennya adalah Prabowo Subianto. Sedangkan, AHY, partainya (Partai Demokrat) mendukung Prabowo-Sandiaga.
Sebelumnya, Waketum Gerindra Arief Poyuono mengakui Partai Gerindra meminta 3 pos menteri di kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Ya sepertinya kita memang akan minta 3 posisi kementerian di pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, tapi semua itu bergantung dengan Presiden Joko Widodo yang punya hak menyusun kabinet," ungkap Poyuono kepada wartawan, Jumat (4/10/2018), seperti dikutip dari detikcom.
Ada tiga nama yang kabarnya disodorkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk masuk ke Kabinet Kerja jilid II, yaitu Waketum Gerindra Edhy Prabowo, Waketum Gerindra Fadli Zon, dan Sandiaga Uno, yang segera kembali ke partai berlambang kepala burung Garuda itu. Poyuono menegaskan ketiganya punya kapabilitas dan kompetensi di bidangnya masing-masing.
"Sandiaga, Fadli, dan Edhy Prabowo mereka semua tokoh Gerindra yang kompeten dan cerdas kok untuk bisa membantu pemerintahan Pak Joko Widodo, yang ke depan punya tantangan dan ancaman problem besar dengan ekonomi kalau melihat situasi global dan prediksi bank dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya akan tumbuh di bawah 5 persen," kata Poyuono.