[PORTAL-ISLAM.ID] Pertandingan Arsenal akhir pekan lalu dibatalkan penayangannya di China, tak hanya itu Mesut Ozil juga dihilangkan dari gim Pro Evolution Soccer 2020 yang beredar di China.
Tindakan itu terjadi lantaran kritik Ozil terkait perlakukan terhadap minoritas Muslim Uighur di China.
Reaksi dunia sepak bola terkait pesoalan minoritas Uighur juga memasuki babak baru.
Klub sepak bola Jerman, FC Koln, menghentikan pembangunan akademi mereka di China.
Klub Jerman FC Koln menghentikan kerja sama dengan China karena persoalan hak asasi manusia yang dianggap tidak diperhatikan di sana.
Pejabat senior di klub itu menyatakan bahwa "hak asasi manusia sangat tidak dihargai" di negeri itu.
FC Koln yang dijadwalkan membuka akademi sepak bola di Shenyang, China timur laut, membatalkan rencana bernilai 1,8 juta euro (sekitar Rp28 miliar) itu.
Baca Juga
- Info terbaru AS sudah siapkan 6 pesawat pembom siluman B-2 untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran
- Sarawak baru saja mengumumkan pendidikan tinggi gratis untuk semua warga Sarawak yang belajar di universitas
- Investor Korea resah, sudah terlanjur invest Triliunan Won di Indonesia kini terancam pasca UU TNI disahkan
Akademi ini merupakan bagian dari kesepakatan tahun 2016 antara pemerintah Jerman dan China, yang rencananya dilanjutkan hingga tahun 2021.
Sementara itu bekas presiden klub Stefan Mueller-Roemer menyatakan kepada koran lokal Koelner Stadt-Anzeiger bahwa "kita tak butuh China dalam olah raga," katanya sambil mengatakan hak asasi manusia sangat tak dihargai di China.
"China ingin menyedot ilmu kita tentang sepakbola, sama halnya seperti yang mereka lakukan di dunia bisnis. Ini terjadi karena pemimpin bisnis kita naif," kata Mueller-Roemer.
Hari Kamis (19/12), pemerintah China membantah pernyataan Mueller-Roemer.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri China Geng Shuang menyatakan "Komentar orang Jerman itu sepenuhnya omong kosong".
Sumber: BBC