Diduga Terlibat Kasus Jiwasraya Dan Asabri, Waketum Gerindra Desak Jokowi Copot Moeldoko


[PORTAL-ISLAM.ID] Waktu kampanye di GBK, saat kampanye terakhir paslon. Pak Said Didu pernah membahas keterlibatan BUMN yang dimobilisasi untuk meramaikan acara kampanye paslon yang kebetulan waktunya berdekatan dengan ulang tahun BUMN.

Dalam seragam BUMN yang dibagikan, ada ucapan terima kasih pada paslon 01 yang bisa dianggap sebagai bentuk dukungan BUMN pada paslon dengan topengnya merayakan ulang tahun.

Keterlibatan BUMN ini dipermasalahkan, walaupun kementrian BUMN dan para direktur yang terlibat membantah bahwasanya mereka merayakan hut BUMN. Bukan terlibat dukungan pada paslon 01.

Tapi, semua bisa melihat. Walau dibantah bagaimanapun, sudah ada pengakuan karyawan BUMN yang memang diatur sedemikian rupa untuk memperlihatkan dukungan.

Jiwasraya dan Asabri

Dalam laporan keuangannya ada keganjalan saat jiwasraya dinyatakan merugi pada tahun 2018. Dari keuntungan 400M, langsung terjun bebas menjadi rugi puluhan Triliun. 3000% lebih kerugian yang dihasilkan sejak mendapatkan laba di tahun 2017.

Asabri pun demikian, laporan keuangan yang dirilis ke publik, tidak mencantumkan tahun 2018. Berhenti pada tahun 2017 terakhir. Dan di awal tahun ini, muncul informasi ada korupsi di Asabri sebanyak 10 Triliun.

2 perusahaan BUMN yang bergerak di asuransi terlibat kerugian dan keganjilan di tahun 2018. Tahun dimana situasi politik lagi memanas, karena persiapan pemilu akbar 2019.

Ibarat toko grosir pakaian tanah abang, dalam menghadapi hari raya lebaran idul fitri, mereka sudah melakukan persiapan 1 tahun sebelumnya untuk stok barang. Kebutuhan modal mereka akan lebih besar 1 tahun sebelum lebaran untuk mempersiapkan stok barang.

Demikian juga dengan masalah politik. Pemilu diadakan tahun 2019, maka semua pihak yang akan bertarung sudah menyiapkan segala logistiknya minimal 1 tahun sebelum perhelatan acara. Urusan logistik, pastinya mengacu pada kesiapan dana. Sudah ada hitungan dana yang dibutuhkan untuk menghadapi pemilu. Dengan nilai kebutuhan yang fantastis, pastinya para paslon berlomba-lomba mencari dana segar yang ready untuk digunakan.

Kubu petahana diuntungkan dengan jabatan yang masih diembannya. Memanfaatkan kunjungan kenegaraan ke masyarakat, kubu petahan bisa berlindung didana negara untuk berkampanye sambil melaksanakan tugas negara. Sambil menyelam minum air.

Bukan maksud su'udzon jika kerugian Jiwasraya dan Asabri dibawa ke situasi politik, dimana persiapan pemilu sedang diadakan.

Kader Gerindra, salah satu idola saya Mas arief Puyuono mengatakan bahwa Moeldoko harus bertanggung jawab atas kerugian jiwasraya dan Asabri.

"Jadi dengan mandat dari rakyat, Kangmas (Jokowi) tidak boleh ragu-ragu untuk menyikat semua orang lingkaran Kangmas yang dekat dengan para perampok Jiwasraya dan Asabri," kata Arief Puyuono.

Dimana kata dia, Hary Prasetyo dimasukkan sebagai staff di KSP dibawah pimpinan Moeldoko pada saat Jiwasraya hancur.

"Ini bukti kalau perampok Jiwasraya itu ada disekitaran kangmas Joko Widodo, karena itu Kangmas harus mengevaluasi Moeldoko atau mencopot Moeldoko yang telah menempatkan Hary Prasetyo dengan alasan tidak tahu siapa Hary Prasetyo," tegasnya, seperti dilansir RMOL.

By Budi Setiawan [fb]

Share Artikel: