Lebih Enak Pakai Salam PKS Daripada Salam Siku


Koran Pos Kota (Senin, 16 Maret 2020)
Lebih Enak Pakai Salam PKS Daripada Salam Siku

MASALAH kesehatan kemudian menjelma menjadi kebijakan budaya, mungkin barulah virus Corona alias Covid-19. Bagaimana tidak? Demi preventisasi wabah itu, orang bersalaman pun “diatur” dengan salam adu siku, mirip mau berantem. Mending salam gaya PKS atau juga urang Sunda, karena itu lebih enak di mata dan perasaan.

Beberapa hari lalu mantan Wapres Jusuf Kalla sempat ketemu dengan Menkeu Sri Mulyani. Mereka ini pejabat tinggi kawan lama sejak era SBY maupun Jokowi sekarang. Tiba-tiba mereka ambil sikap menekuk tangan kanannya, lalu adu siku. Tampaknya seperti orang hendak berantem. Memangnya keduanya kembali ribut soal Bank Century?

Ternyata itulah “salam siku”, demi mengantisipasi penularan virus Covid-19, yang hari-hari ini semakin menjadi. Data terakhir menyebutkan, penderita Corona se-Indonesia berjumalah 96 orang, 5 meninggal 8 sembuh. Dari yang terpapar itu termasuk Menhub Budikarya Sumadi. Bahkan Presiden Jokowi juga sore kemarin cek diri, terkena Covid-19 atau tidak.

Berbagai cara untuk mengeleminir korban Corona. Berbagai Pemprov dan Pemda meliburkan murid TK hingga SMA, kantor-kantor juga mengizinkan sebagian pegawai kerja dari rumah. Orang bersalaman pun sampai diimbau untuk tidak dilakukan. Di Kavling DKI Cipayung Jaktim sampai terjadi, ketika anaknya hendak bepergian dipesankan, “Hati-hati di jalan, hindari salaman dengan orang!”

Presiden BJ Habibie almarhum dulu jika bersalaman selalu cipika-cipiki, sesuatu yang sekarang “dilarang keras” karena bisa mengundang Corona secara telak. Tapi salaman gaya JK-Sri Mulyani juga tidak nyaman dipandang dan dirasakan. Ini orang mau berantem atau mau panco?

Paling nyaman di mata dan perasaan adalah gaya bersalaman para akhi-ukhti dan abi-umi orang PKS. Selama ini umat pengikut PKS lelaki dan perempuan bila ketemu cukup menangkupkan kedua belah tangannya sambil mengangguk, sebagaimana salamnya urang Sunda. Ini seyogyanya lebih disebar-luaskan dan dibudayakan, ketimbang salam adu siku. []

Share Artikel: