Musholla di Eks Kampung PKI


[PORTAL-ISLAM.ID] Musholla cantik ini berada di sebuah dusun yang muslimnya tinggal empat Kepala Keluarga. Itupun berasal dari satu rumpun keluarga yaitu keturunan mbah Panut.

Saya pernah menulis soal mbah Panut ini, tapi lupa nyimpennya di mana. Mbah Panut adalah satu-satunya orang NU di kampung PKI, di sebuah dusun di daerah Getasan. Istrinya seorang tokoh Gerwani kampung yang ia Fatayatkan. Ketika terjadi perburuan, terhadap orang-orang eks PKI, pasca 1965, musyawarah dusun memutuskan seluruh penduduk dusun berkonversi ke Kristen, karena pihak gereja mengulurkan tangan memberikan perlindungan.

Keluarga mbah Panut satu-satunya yang menolak berkonversi dan tetap bertahan menjadi NU. Ketika di era Orde Baru, lurahnya mengarahkan warga ke Golkar sebagai wujud peetobatan politik, mbah Panut mendatangi kelurahan dan protes kepada pak Lurah, karena lurah itu harusnya netral. Pak Lurah yang mentan tentara itu, ternyata menerima dengan baik saran mbah Panut, padahal ia satu-satunya keluarga yang berafiliasi pada PPP kala itu.

Tapi bukan itu yang hendak saya ceritakan. Musholla cantik di depan rumah mbah Panut itu, dibangun atas usaha seorang pegiat dakwah di desa-desa rawan konversi. Namanya ustadz Utsaimin. Dari namanya saja jelas beliau seorang salafi. Beliaulah yang menggalang dana untuk pembangunan musholla itu.

Lalu, apakah mbah Panut disalafikan, karena dibantu dalam membangun musholla itu? Sama sekali tidak? Mbah Panut mengelola Musholla itu tetap dalam tradisi NU nya. Dan sampai sekarang ustadz Utsaimin masih sering bersilaturahmi ke rumah mbah Panut. Belajar tentang keteguhan sikap dan dalam rangka berukhuwah sesama muslim.

Dan sebagai abangan yang berusaha sholeh, saya suka dengan hal ini. Lebih senang daripada mendengar dua pihak yang sama-sama fasih ndalil untuk ngajak berantem ke sesama muslim. 😋

04-03-2020

(By Arif Wibowo)


Share Artikel: