MENGHARUKAN... Warga Aceh Selamatkan Pengungsi Rohingya Yang Terdampar, Warga Patungan Beri Makan
[PORTAL-ISLAM] ACEH - Sebanyak 94 pengungsi Rohingya diselamatkan nelayan dari perairan Aceh Utara. Mereka diduga terkatung-katung di laut setelah kapal yang mereka tumpangi rusak.
"Kapal KM Nelayan 2017.811 yang mengangkut WNA (warga negara asing) mengalami kerusakan di lokasi lebih-kurang 4 mil dari pesisir Pantai Seunuddon, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara," kata Kapolsek Seunuddon Iptu M Jamil kepada wartawan, Rabu (24/6/2020).
Namun, pengungsi Rohingya yang diselamatkan nelayan Aceh itu sempat dilarang turun dari kapal oleh aparat. Warga kemudian ramai-ramai ke lokasi untuk membawa mereka ke daratan.
"Tadi sekitar pukul 16.30 WIB sudah dibawa turun oleh warga. Mereka sekarang ditempatkan di pondok-pondok di pinggir pantai," kata Panglima Laot Aceh Utara M Hasan kepada wartawan, Kamis (25/6/2020), seperti dilansir detikcom.
Kapal yang ditumpangi Rohingya awalnya lego jangkar sekitar 1 mil dari daratan Bayu, Aceh Utara. Warga dengan menggunakan boat berangkat ke lokasi untuk menarik kapal ke tepi Pantai Lancok.
Hasan mengatakan ke-94 pengungsi Rohingya ditempatkan di pondok-pondok pinggir pantai. Warga di sana juga berpatungan membelikan makanan untuk 'manusia perahu' tersebut.
"Tadi sudah diberi makanan oleh warga. Masyarakat kutip sumbangan untuk beri makan mereka," ujar Hasan.
Jumlah Rohingya yang diselamatkan terdiri atas 15 orang laki-laki dewasa, 49 perempuan, dan 30 anak-anak.
Pengungsi Rohingya Ingin Melanjutkan Perjalanan ke Australia
Masyarakat Desa Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, menarik kapal motor yang ditumpangi 94 pengungsi Rohingya asal Myanmar ke daratan, Kamis (25/6/2020) sore.
Sejak Selasa, 22 Juni 2020, 94 pengungsi Rohingya ini terdampar di perairan Seunuddon, Aceh Utara.
Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib menyebutkan dirinya sudah memanggil seluruh pimpinan kantor dan Muspida plus untuk rapat gabungan.
Dalam rapat itu disepakati seluruh warga Rohingya ditampung sementara di Kantor Imigrasi Lhokseumawe.
“Muspida sepakat merawat mereka sementara waktu. Atas nama kemanusiaan. Ini yang sakit-sakit kita bawa ke Rumah Sakit Cut Meutia, Aceh Utara. Semalam semua sudah dirapid test, hasilnya negatif,” kata pria akrab disapa Cek Mad ini, melalui telepon ke Kompas.com, Jumat (26/06/2020).
Meski begitu, pemeriksaan kesehatan dilakukan berkala. Bagi mereka yang dinyatakan positif Covid-19 atau corona, maka akan dibawa ke shelter Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara.
“Kita pastikan standar Covid-19 terpenuhi. Tadi kita sudah komunikasi dengan warga Rohingya itu pakai penerjemah. Mereka meminta dibantu kapal yang bagus untuk meneruskan perjalanan ke Australia,” katanya.
Di Australia, sambung Cek Mad, mereka telah memiliki hubungan untuk menetap di sana. Sehingga, penampungan sementara itu untuk memulihkan kondisi fisik mereka.
“Mereka memohon pada kita, agar dibantu kapal. Buat melanjutkan perjalanan. Ini kita cari kapal, TNI AL katanya dalam rapat tadi (bilang) ada kapal yang bisa digunakan di Sabang. Nanti kapal itu kita berikan ke warga Rohingya,” pungkas Cek Mad.
[Video]