AYASOFYA SETELAH 86 TAHUN DIJADIKAN MUSEUM


AYASOFYA SETELAH 86 TAHUN DIJADIKAN MUSEUM


Oleh: Felix Siauw

Salah satu keinginan terbesar saya ketika menulis buku "Muhammad Al-Fatih 1453", adalah sujud di Masjid Hagia Sophia. Padahal saat itu, pergi ke Istanbul pun belum pernah.

2013 awal, saat pertama kali menginjakkan kaki ke Hagia Sophia, saya dan @ummualila (istri -red) menangis di depan pelatarannya, terkilas jelas upaya Sultan Mehmed II membebaskannya.

825 tahun sebelumnya, Rasulullah bersabda, "Pasti akan dibebaskan Konstantinopel oleh kalian, sebaik-baik pemimpin adalah dia, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu", pada 1453 ia nyata.

Bagi kaum Muslim, Hagia Sophia bukan hanya masjid, ia simbol kebenaran sabda Rasulullah Muhammad, ia adalah pengingat sekaligus penyemangat, "Kızıl Elma" dalam keyakinan Utsmani, pencapaian dan penghargaan tertinggi secara kolektif.

Saat Fatih Sultan Mehmed (Al-Fatih) membebaskan Konstantinopel, ini adalah tempat pertama yang ia kunjungi.

Sejarah mencatat, ia memandang Hagia Sophia yang megah, turun dari kudanya, melepas helm perangnya, lalu bersujud ke arah kiblat, mengambil segenggam tanah Konstantinopel lalu menaburkan keatas kepalanya. Simbol kerendahan hati, bahwa dia hanya tanah.

Hari itu, Selasa 29 Mei 1453, pagi hari saat matahari terbit, Konstantinopel dibuka, perintah pertama Al-Fatih adalah fungsikan Hagia Sophia menjadi tempat shalat.

Maka hari yang sama, saat matahari mulai kehilangan sinarnya, waktu Ashar, janji itu sempurna, adzan berkumandang di langit Konstantinopel. Isak tangis dan haru menjadi pelengkapnya.

Namanya diperindah, Masjid Ayasofya. Tempat terindah di seluruh muka bumi itu, arsitektur paling ternama yang pernah dibuat itu, disaat yang sama adalah tempat untuk mengagungkan Allah.

Allahuakbar, Allahuakbar.. Allahuakbar Allaaahuakbar! Adzan khas Turki, dengan penekanan awal dan akhir, seolah menjadi menara-menara suara, Hagia Sophia, kini tempat sujud.

Masjid Ayasofya tak henti melaksanakan tugasnya. Sampai tahun 1934, ketika kabinet Turki memaksanya menjadi museum.

Tahun 2020, 86 tahun berselang Erdogan dan pemerintahannya membatalkan keputusan itu, membuka jalan untuk Ayasofya kembali lagi menjadi Masjid, Allahuakbar!

Share Artikel: