Djoko Tjandra, Kok Bisa...?
Djoko Tjandra, Kok Bisa...?
Kalau mau melihat "wajah lain" dari Indonesia, ayo kita pelototin kisah Djoko Tjandra.
Djoko Tjandra adalah salah satu Koruptor kakap yang menjadi buronan di skandal Bank Bali. Kisahnya laksana drama di film-film mafia. Dimana para penjahat justru yang mengatur hukum disebuah kota bahkan Negara.
Djoko Tjandra mampu mempermainkan hukum kita. Dia bisa lolos dari jeratan hukum mulai dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Pengadilan Tinggi bahkan sampai ke Mahkamah Agung.
Ketika delapan tahun kemudian Kejaksaan melakukan Peninjauan Kembali, MA menerima dan menjatuhkan hukuman dua tahun Pejara, tapi si Djoko Tjandra sudah kabur duluan.
(Baca kisahnya di sini : https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200702085037-12-519875/perjalanan-kasus-bank-bali-yang-jerat-buronan-djoko-tjandra).
Djoko Tjandra pun jadi buronan. Dia kabur ke Papua Nugini dan menjadi Warga Negara Papua Nugini.
Lucunya kemarin si Djoko Tjandra dengan santai bisa masuk ke Indonesia. Pulang ke rumahnya. Urus KTP Elektronik, satu jam selesai. Terus bersama Penasehat Hukumnya mendatangi PN Jakarta Selatan meminta Peninjauan Kembali. Gila. Seorang Buronan Koruptor yang sudah menjadi WNA dengan mudahnya bisa masuk Indonesia dan mengurus KTP Elektronik...?
Kurang gila apa negeri ini?
Tentu saja kisah ini semakin membuat kita miris dan kian tragis kalau dikaitkan dengan penegakan hukum di Negeri kita ini.
Mulai dari NCB Interpol yang menghapus status buronnya. Kemudian karena status DPO-nya juga sudah dihilangkan di Keimigrasian, si Djoko Tjandra bisa bikin Paspor Indonesia lagi. Asyiikkk...
Berarti ada "Pejabat Tinggi" di Kepolisian dan Keimigrasian yang terlibat untuk selalu melindungi dan meloloskan Djoko Tjandra. Belum lagi si Djoko bisa mendapatkan "surat jalan" dari seorang Jenderal Bintang Satu di Bareskrim Polri.
Makanya Su..., jangan jadi Maling Ayam. Jangan cuma jadi copet. Dapat duit gak seberapa tapi resiko terlalu tinggi. Bisa mati digebukin massa. Lebih baik jadi Koruptor. Gerogotin semua kekayaan Negara. Bagi-bagi. Maka kamu bisa dapat karpet merah.
Terakhir abang cuma mau kasih tahu, sejahat apapun orang model si Djoko Tjandra ini, sebanyak apapun kerugian Negara yang dibuatnya, tapi bagi sebagian orang, dosanya lebih mudah dimaafkan daripada tuduhan fitnah terhadap seorang Ulama Besar yang sampai harus memilih hijrah ke Mekkah hanya gara-gara kasus Chat Hoaks WhatsApp...
Kedua, yang namanya Djoko, baik pakai ejaan lama maupun yang sudah ejaan baru, sepertinya lebih banyak bikin pusing se Indonesia.
Jadi kalau bisa si Djoko ejaan lama ditangkap secepatnya dan dipulangkan ke Indonesia, sekalian juga si Joko ejaan baru dibujuk pulang ke Solo, biar Indonesia kembali aman, tenteram dan bisa mengejar ketertinggalan.
(By Azwar Siregar)