Memfitnah Anies Baswedan dan Kredibilitas Pers


[PORTAL-ISLAM]  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menjadi sasaran kabar palsu. Kali ini dia disebut membungkam aktivitas pers dengan memberangkatkan belasan jurnalis ke luar negeri. Informasi palsu itu dilengkapi foto daftar nama wartawan lengkap dengan negara tujuan yang berbeda-beda.

”Kalau wartawan di Indonesia sudah di bungkam ama si Anis buat menutupi kebohongannya maka apa arti kebebasan dan netralisasi wartawan!! #wartawanbungkam.” Begitu keterangan yang ditulis akun Facebook Rick Rivai Senin (13/7/2020).

Total ada 26 wartawan dalam foto yang dibagikan akun Rick Rivai. Mereka berasal dari media televisi, cetak, maupun online. Ada juga nilai rupiah yang dicantumkan di tiap nama wartawan. Saat ditelusuri, ternyata ada jurnalis dalam daftar itu yang sudah tidak bergabung dengan media yang ditulis. Artinya, daftar tersebut bukan sesuatu yang baru.

Contohnya Wahyu Muryadi, yang dalam daftar itu tertulis dari media Tempo TV. Saat dikonfirmasi, saat ini dia menjadi host program E-Talkshow yang disiarkan tvOne. Wahyu juga meluruskan bahwa foto berisi daftar nama wartawan tersebut tidak memiliki kaitan dengan aktivitas Anies Baswedan.

“Nggak ada hubungan dengan Anies. Data itu juga nggak ada judul dan verifikasinya. Makanya saya beri penjelasan,” kata Wahyu saat dikonfirmasi Selasa (14/7/2020).

Menurut Wahyu, aktivitas dalam data itu terjadi antara dua hingga tiga yang tahun lalu, saat Susi Pudjiastuti menjabat menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kala itu KKP mengundang sejumlah media untuk mengirimkan wartawannya meliput kegiatan Menteri Susi di beberapa negara.

Susi menghadiri forum-forum internasional seperti Ocean Conference dan World Ocean Summit. “Waktu itu Bu Susi menjadi pembicara utama. Soalnya dia dianggap champion dalam kebijakan memberantas illegal fishing,” ungkapnya.

Wahyu juga menjelaskan bahwa nominal yang tertera sesuai dengan faktur faktual. Mulai pembayaran tiket pesawat, tarif hotel, hingga transportasi lokal yang keseluruhannya diurus pihak pengundang atau KKP.

Beredarnya data yang tidak akurat itu juga menjadi perhatian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Ilham Bintang mengingatkan pihak-pihak tertentu agar menghentikan penyebaran insinuasi dan fitnah yang bertujuan merusak kredibilitas wartawan.

Ilham menyayangkan beredarnya data disertai pembangunan opini bahwa nominal yang tertera disebut sebagai suap untuk wartawan. “Asumsi dana perjalanan dianggap suap itu jahat sekali. Itu pelecehan kemampuan profesional dan integritas wartawan serta kredibilitas media pers,” tegasnya. Anda dapat membaca pernyataan yang dimuat RMOL.id tersebut di bit.ly/FitnahWartawan.



FAKTA:

- Daftar jurnalis beserta negara dan sejumlah nominal uang yang beredar di Facebook tidak memiliki kaitan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

- Daftar jurnalis itu pada kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, 2-3 tahun lalu.

(Sumber: JawaPos)

Share Artikel: