Kebenaran Mimpi Asy-Syahid Sayyid Quthb


Di antara mimpi yang benar yang dialami oleh Sayyid Quthb, beliau melihat penanya terjatuh. Tiba-tiba tintanya menyebar memenuhi kamarnya di penjara, bahkan penjara keseluruhan, terus menenggelamkan Mesir dan dunia semuanya.

Beliau terbangun dengan hati dipenuhi keoptimisan bahwa apa yang beliau tulis akan diterima oleh orang sedunia. Akan mengguncangkan singgasana kezaliman, dan menghidupkan ruh harapan di jiwa umat.

Syekh Thal'at As Sinnawi, murid beliau yang sama-sama di penjara dengan beliau sekaligus menjadi sekretaris beliau menceritakan: "Biasanya beliau menulis Tafsir Fizhilalil Qur'an setelah shalat tahajjud di tengah malam. Beliau akan menulis sampai seluruh ide yang ada di dalam dirinya tercurahkan semuanya. Tulisannya mengalir seolah-olah tanpa difikirkan lagi. Dia keluar dari jiwa yang sudah menyatu dengan al Qur'an.

Ketika tulisan beliau sudah sampai pada juz ke-10, siap dikirim ke luar penjara untuk dicetak, tiba-tiba muqaddimah salah satu surah yang sudah ditulis tidak ditemukan. Semalaman beliau seperti agak kalang kabut mencari dan memeriksa tulisan itu satu persatu namun belum juga ditemukan.

Lalu aku berkata, "Kenapa tidak ditulis saja kembali?" Beliau hanya tersenyum manis, tidak menjawab sepatah katapun. Setelah lama mencari, hampir subuh menjelang barulah tulisan itu ditemukan terselip di sela-sela tulisan yang lain.

Di sana aku baru paham, bahwa inspirasi yang ada pada beliau untuk menulis Fi Zhilalil Qur'an bagaikan ilham yang dimasukkan Allah ke dalam hati beliau secara langsung. Dan itu hanya terjadi satu kali saja, tidak bisa berulang lagi sesuai keinginan beliau".

Karena itulah barangkali, ketika kita membaca tadabburan beliau terhadap surah Yusuf seolah-olah beliau mendampingi perjalanan hidup Nabi Yusuf walau sampai ke penjara. Di saat beliau menyampaikan penghayatan terhadap surat Al An'am seolah-olah beliau ikut serta menyaksikan firman Allah itu turun. Begitulah seluruh khawatir (lintasan pikiran) yang muncul terhadap seluruh ayat-ayat Al Qur'an, tinta untuk menuliskannya bagaikan dikirim dari langit.

Berlian tetaplah berlian walaupun banyak durjana yang ingin menajisinya. Demikian kotoran tidak akan berubah jadi emas bagaimanapun usaha orang zalim untuk memolesnya.

Para pengagum Sayyid Quthb dengan sangat optimis, sepenuh kekhusyu'an memohon kepada Allah agar dibangkitkan di akhirat bersama rombongan beliau. Adakah seorangpun pembenci Sayyid Quthb yang berani memohon kepada Allah agar dibangkitkan di akhirat bersama orang-orang yang bersengkongkol membunuh beliau?

Kalau ada, tolong tunjuk tangan di sini agar kita bantu dengan do' a yang lebih khusyu' lagi.

 فَأَمَّا ٱلزَّبَدُ فَیَذۡهَبُ جُفَاۤءࣰۖ وَأَمَّا مَا یَنفَعُ ٱلنَّاسَ فَیَمۡكُثُ فِی ٱلۡأَرۡضِۚ

"Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi." [Surah Ar-Ra'd 17]

Hati tidak akan bisa berbohong walaupun lidah pintar berkelit.

29 Agustus 1966 - 29 Agustus 2020

Setelah 54 tahun berlalu kau tetap hidup, wahai Syahid.

(Zulfi Akmal)

Share Artikel: