Cadar Dilarang, Sungguh MTQ Terburuk di Negeri berpenduduk Islam terbesar di Dunia!


Pemandangan MTQ Terburuk!

Oleh: Ustadz Abrar Rifai (Ponpes Babul Khairat Malang)

Saya belum mengecek kebenaran, apakah memang ada aturan yang menyebutkan larangan peserta MTQ tidak boleh pakai cadar.

Tapi kalau memang aturan tersebut ada, itu adalah aturan sampah yang seharusnya tidak tercantum pada perlombaan pembacaan ayat suci Al Qur`an!

“Tolong dibuka cadarnya, karena supaya tahu kita bacaannya,” tegas seorang juri atau panitia kepada peserta bercadar itu. (lihat video dibawah)

Anda ini goblok atau gak waras, dari mana urusannya membuka cadar atau menampakkan wajah itu bisa menjadi ukuran untuk mengetahui bacaan Al Qur`an?!

Orang yang berbicara di balik layar, bahkan di balik dinding, asal itu keras dan kuping Sampean waras, pasti bisa dengar.

Atau kalau memang Di Sampean sedang sakit kuping, mending jangan jadi juri atau jangan jadi panitia Musabaqoh Tilawatil Qur`an!

Lagian, kalau pun memang benar kuping Anda sedang sakit, bisakah itu disembuhkan hanya dengan peserta tersebut membuka cadarnya?

Jadi, seharusnya bukan cadar peserta itu yang harus dibuka, tapi sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter THT!

Saya bukan penganut perempuan memakai cadar, walau beberapa murid saya ada yang bercadar. Tapi anak dan istri saya tidak ada yang bercadar.

Karena memang penggunaan cadar itu merupakan satu di antara ranah khilafiyah di kalangan fuqaha`. Tapi bagi yang meyakininya sebagai suatu kewajiban, tentu siapapun di antara kita harus menghormatinya. Sebab itu adalah bagian dari keyakinan agama.

Afwan ya Ustadz, ana la astati' an aftaha hadza = Maaf Pak, saya tidak bisa membuka ini,” kata gadis itu sembari memegang cadarnya.

Panitia atau jurinya tetap keukeh bahwa cadar yang bersangkutan harus dibuka. Karena katanya biar diketahui bacaannya. Ditambah lagi konon itu adalah aturan Nasional.

Gadis itu masih mencoba meminta pemakluman kepada juri/panitia, “Idza udkhilu hadza ila huna = Kalau saya masukkan ini (mic) ke sini?” katanya sembari mengarahkan mic ke mulut melalui celah bawah cadarnya.

La, hadza nizhom = Tidak bisa, ini sudah aturan!” kata juri. Tetap tidak dibolehkan.

“Kalau tidak mau dibuka cadarnya, langsung saja didiskualifikasi!”

Duh, sesungguhnya Anda ini sedang menegakkan aturan atau memang rasis kepada perempuan bercadar?

Gadis itu mempertahankan cadarnya. Ia tidak mau menukar keyakinan tersebut hanya dengan tiket pembolehan ikut ajang MTQ.

Tampak ia tertegun beberapa saat, kemudian ia kembalikan mikrofon yang digenggamnya ke gagangnya. “Asifah ya Ustadz, ana la astati' = Maaf Pak, saya tidak bisa...”

Ia pun meninggalkan panggung tersebut.

Sungguh ini adalah satu di antara pemandangan terburuk dalam sejarah ajang Musabaqah Tilawatil Qur`an di negeri ini. Negeri berpenduduk Islam terbesar di dunia!

[Video]
Share Artikel: