Dr. Moeflich Hasbullah: Ciri Radikalisme, Mudah Meradikalkan Orang Lain
PSIKOLOGI RADIKALISME
Oleh: Dr. Moeflich Hasbullah | Dosen UIN Sunan Gunung Djati
Orang yang selalu gemar bicara radikalisme, mudah bahkan hobi mengklaim orang lain radikal, tanpa sadar ia adalah seorang radikal. Mengapa? Karena mudahnya tuduhan itu keluar dari pikirannya adalah sikap mental bawah sadarnya yang agresif, yang selalu mengintervensi orang lain dengan klaim negatif dan merasa benar sendiri. Orang seperti itu umumnya intoleran karena toleransinya pada keragaman dan pikiran yang berbeda, rendah.
Orang yang wawasannya luas, pikirannya terbuka dan bijaksana pasti akan hati-hati (taqwa) dari klaim-mengklaim karena ilmu itu luas dan kehidupan itu tidak sederhana. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum menilai atau sebuah klaim dijatuhkan. Klaim atas sesuatu dengan menunjukkan ciri-cirinya yang tidak nyambung menunjukkan pikirannya bermasalah. Misalnya mengatakan, koruptor itu ciri-cirinya pakaiannya berdasi, penampilannya rapih dan sikapnya santun. Apa hubungannya?
Orang berilmu tak akan mudah mengklaim. Pada yang dilihatnya melakukan kesalahan lebih memilih memahami ketimbang mengklaim, daripada mengklaim kesalahan lebih baik merangkul. Daripada mengklaim salah, dosa, jahat, bid'ah, sesat, radikal, kafir, lebih baik mengajak, menyadarkan dan memberikan pencerahan. Nabi SAW, walisongo, para ulama bijak dan para 'ālim wal ārifin (orang-orang arif berilmu) begitu cara berdakwahnya.
Ciri tipe orang baik mudah berbuat baik pada orang lain. Ciri tipe penolong mudah tergerak menolong orang lain. Ciri tipe penipu mudah memanfaatkan kesempatan untuk menipu orang lain. Tipe ciri penjahat mudah menjahati orang lain. Tipe ciri radikal mudah meradikalkan orang lain. Gejala psikologisnya begitu.[]