PADANG MERDEKA..!
PADANG MERDEKA..!
Kalau kelompok liberal udah nyasar Padang, tuduhannya bisa bermacam-macam. Satu pemberitaan mengenai Padang diangkat, maka akan dijadikan tumpangan oleh kaum liberal negeri ini.
SMKN 2 Padang menjadi pemberitaan setelah salah satu wali murid memposting sebuah video yang mengisahkan penggunaan jilbab bagi siswi sekolah, sebagai tata tertib berbusana.
Karena non Muslim, wali murid berkeberatan melaksanakan aturan sekolah yang merujuk pada peraturan daerah dari walikota sebelumnya.
Sebagai informasi, permasalahan tata tertib berpakaian ini sebenarnya sudah jadi polemik di berbagai daerah. Bukan hanya pada umat non islam, umat islam pun dihadapkan pada aturan yang melarang PEMAKAIAN JILBAB pada sekolah negeri di daerah yang mayoritasnya beragama non islam.
Di Manokwari, siswi SD dilarang memakai jilbab berdasarķan aturan sekolah.
Alumni SMKN 2 Padang lainnya, Delima Febria Hutabarat yang beragama non islam, mengaku terkejut dengan permasalahan jilbab di tempat ia menimba ilmu sembilan tahun yang lalu.
"Saya awalnya terkejut masalah ini sampai viral begitu. Karena aturan itu memang sudah ada dari dahulunya," katanya
Ia sangat menyayangkan permasalahan tersebut sampai gempar di media sosial seperti yang terjadi saat ini. Karena menurutnya pihak sekolah tidak pernah memaksa siswa menggunakan jilbab selama ia sekolah di sana.
Dia sendiri menggunakan jilbab selama tiga tahun sekolah di SMKN 2 Padang karena dirinya menyadari aturan yang telah ada di sekolah harus diikuti.
Di akun IG kabar Sumbar yang juga mengulas hal ini, banyak non-Islam berkomentar dan tidak mempersalahkan aturan tersebut berkaca dari pengalaman mereka ketika bersekolah di Padang. Sebagian besar komentar mereka memandang positif atas pemberlakuam aturan tersebut dan sifatnya tidak memaksa.
Video yang diunggah oleh Elianu Hia yang jadi viral dan dijadikan sasaran tudingan pada Sumbar, tidak memperlihatkan adanya keributan. Pertemuan Elianu Hia dan pihak selolah berlangsung baik dan tidak ada kemarahan atau arogansi pihak sekolah.
Namun oleh kelompok liberal diluar sana, video unggahan tersebut dijadikan tumpangan untuk memuaskan nafsu mereka, yang memang getol untuk menghantam ajaran agama Islam. Menyebut ada pemaksaan dan intoleransi.
Video yang beredar tidak memperlihatkan keributan, malah memberikan tangkapan sebuah pertemuan dalam mencapai kesepakatan. Namun oleh mereka (kaum liberal), justru disebarkan dengan narasi yang brutal.
Sebagai putra Minang asli, saya melawan keras tudingan adanya intoleransi di sekolah Sumbar. Untuk urusan lain, sumbar boleh mengikuti. Namun untuk menciptakan dan memperbaiki akhlak generasi muda, Sumbar punya cara sendiri dan gak perlu sok tau dengan kehidupan warga Sumbar jika belum pernah berkunjung kemari dan membuktikannya.
Jika daerah lain punya KEARIFAN LOKAL yang dibanggakan. Maka Sumbar pun punya KEARIFAN LOKAL yang juga bisa dibanggakan. Jika ingin kami menghormati kearifan lokal daerah lain, maka hormati juga kearifan lokal yang kami lindungi.
Sumbar Merdeka, Padang Merdeka dengan kearifan lokalnya.
(By Setiawan Budi)