Tere Liye: Siapa 'Biang Gaduh' di Negeri Ini? Justeru Biangnya Yang Duduk di Pemerintahan Sendiri

 Bahkan mereka jahil memukul lonceng sekolah Tere Liye: Siapa 'Biang Gaduh' di Negeri Ini? Justeru Biangnya Yang Duduk di Pemerintahan Sendiri
Biang Gaduh

Di kelas 5A itu, Joko, Bambang, Mul, dkk adalah biang kerok. Sedikit2 mereka menjawil kepala anak lain. Sedikit2 mereka berisik di kelas. Menyembunyikan tas temannya. Menyebar berita palsu, 'Guru nggak masuk', eh ternyata Guru masuk, malah ngasih ulangan/quiz. Bahkan mereka jahil memukul lonceng sekolah, biar cepat pulang.

Tapi saat Joko, Bambang, dkk ini diomelin sama Guru, 'Kalian kenapa selalu bikin gaduh'. Mereka malah mengangkat bahu, 'Kami ini nggak pernah loh, Bu, bikin gaduh. Nggak pernah sama sekali.'

Itulah realitasnya. Mau gimana lagi? Namanya juga anak-anak. Mereka masih belajar banyak hal. Padahal jelas sekali, dibutuhkan kelas yang tenang, menyenangkan, fokus, agar semua murid bisa belajar dengan baik.

Pun sama di sebuah negara. Dibutuhkan situasi yang tenang, damai, semua orang fokus bekerja sesuai fungsinya. Barulah negara itu melesat nan meroket. Petani fokus bekerja. Pegawai fokus bekerja. Penulis macam Tere Liye yang buku2nya konon tidak laku, juga fokus terus bikin buku baru. Bukan malah sibuk mengurusi hal2 yang bukan urusannya. Atau lebih kacau lagi: membuat gaduh. sekitar 

Keputusan direvisi--gara2 kurang koordinasi. Pernyataan2 ambyar dikeluarkan--gara2 mungkin memang kurang kompetensi. Belum lagi ambisi berkuasa, yang bukan main, siapapun singkirkan. Jika si kecil mau berkuasa, bahkan orang yg sudah bertahun2 berpengalaman, karir politiknya sudah jelas, singkirkan. Jangankan itu, bila perlu sebuah partai hancurkan, ambil alih pemimpinnya.

Siapa biang gaduh di negeri ini? 

Tidak perlu profesor untuk melihatnya. Justeru biangnya yang duduk di pemerintahan sendiri. Menteri2nya bikin gaduh. Lantas netizen pemujanya siap membelanya. Dan epicnya, mereka justeru merasa orang lain lah yang bikin rusuh. 

Saya bisa paham jika Agus, Bambang, atau Mul, murid kelas 5A bikin gaduh, dan mereka tidak mau mengaku. Tapi ayolah, ini sudah pada besar2. Lagi pandemi pulak. Lihat, pengusaha itu mati2an terus survive, terus menggaji karyawannya. Biar terus bisa setor dan lapor SPT. Lihat, anak2 belum bisa masuk sekolah, masih online.

Lah, kamu Mul, kok malah sibuk rebutan kekuasaan. Gaduh sekali. Mbok ya bisa ditunda sedikit napa? Atau memang syahwat kekuasaan itu sudah tak terbendung lagi. Hajar saja!

(By Tere Liye)

*Biang gaduh Di kelas 5A itu, Joko, Bambang, Mul, dkk adalah biang kerok. Sedikit2 mereka menjawil kepala anak lain....

Dikirim oleh Tere Liye pada Jumat, 05 Maret 2021
Share Artikel: