Perbedaan Erdogan dan Pemimpin Sekuler Turki Sebelumnya
Tahun 2001, semasa Turki dipimpin Perdana Menteri Sekuler Bülent Ecevit, seorang muslimah anggota Parlemen Turki, Merve Kavakci (foto kiri), dipecat dari Parlemen karena jilbabnya, dan kewarganegaraannya dicabut.
Saat Presiden Erdogan berkuasa, Erdogan mengembalikan kewarganegaraan Merve Kavakci dan mengangkatnya menjadi Duta Besar Turki di Malaysia.
Dan kemarin (14/6/2021), saat KTT NATO ketika Presiden Erdogan bertemu Presiden AS Joe Biden, perempuan berjilbab yang mendampingi Erdogan sebagai penerjemah adalah Fatima Gülham Abushanab, yang tak lain putri dari Merve Kavakci.
Baca Juga
- Sarawak baru saja mengumumkan pendidikan tinggi gratis untuk semua warga Sarawak yang belajar di universitas
- Investor Korea resah, sudah terlanjur invest Triliunan Won di Indonesia kini terancam pasca UU TNI disahkan
- Mantan Jaksa AS ditemukan tewas di tempat tidurnya, dia mengusut kasus masuknya warga Israel secara ilegal
Begitulah Presiden Erdogan mengembalikan kewibawaan muslimah berjilbab.
Tidak ada yang terjadi secara kebetulan dengan cara Erdogan.
*NB: Fatima Gülham Abushanab menyelesaikan studi sarjananya dalam Hubungan Internasional di Universitas George Mason, Virginia, AS. Ia kemudian menyelesaikan gelar masternya dalam Hubungan Muslim-Kristen di Universitas Georgetown. Selain pendidikannya di Washington D.C., ia bekerja sebagai asisten peneliti di berbagai tempat. Beberapa di antaranya termasuk Organisasi Beckettfund untuk Kebebasan Beragama, Pusat Cendekiawan Internasional Woodrow Wilson, dan Kongres Amerika Serikat.