Syekh Yusuf al-Qaradawi, Ulama Kontemporer Yang Kerap Jadi Korban Fitnah

 beliau sering menjadi sasaran fitnah orang orang yang hatinya kotor Syekh Yusuf al-Qaradawi, Ulama Kontemporer Yang Kerap Jadi Korban Fitnah
Syekh Yusuf al-Qaradawi

Semoga Allah selalu menjaga beliau, beliau sering menjadi sasaran fitnah orang orang yang hatinya kotor.

Saya tidak pernah melihat ulama besar yang punya kelebihan sangat komplit di dunia Islam melebihi sosok satu ini.

Syekh Dr. Yusuf al-Qaradawi (lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926; umur 94 tahun) adalah seorang Ulama kontemporer yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada era modern ini.

Pada usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Qardhawi menempuh pendidikan di Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin lulus tahun 1952. Pada tahun 1960, ia memperoleh gelar magister pada Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan As-Sunnah dari Fakultas Ushuluddin. 

Kemudian meraih gelar Doktor dari fakultas yang sama pada tahun 1973 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.

Syekh Yusuf Al-Qaradawi pindah ke Negara Qatar pada tahun 1961, sebagai direktur Institut Keagamaan di Doha. Pada tahun 1977, ia ditugaskan untuk mendirikan Sekolah Tinggi Syariah dan Studi Islam di Universitas Qatar, dan tetap menjadi dekan hingga akhir tahun 1990. Ia juga menjadi direktur Pusat Penelitian untuk Sunnah dan Biografi Nabi di universitas, dan masih mengelolanya. 

Beliau menjadi Ketua Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, anggota Dewan Eropa untuk Fatwa dan Penelitian, Wakil Presiden Dewan Syariah Internasional untuk Zakat di Kuwait.

Syekh Yusuf Al-Qaradhawi dianggap sebagai cendekiawan muslim terdepan di era ini. Selain banyak murid-muridnya yang mendapat manfaat dari ilmunya, yang mereka terima langsung dari tangannya, banyak umat Islam di berbagai belahan dunia yang mendapat manfaat dari karya-karyanya yang berharga -yang lebih dari seratus empat puluh buku- dan banyak di antaranya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa lainnya. 

Topik buku-bukunya tidak terbatas pada Syariah, yang merupakan tulisan ilmiahnya yang paling menonjol; Melainkan mencakup beberapa topik lain seperti bidang dakwah dan masalah politik Islam kontemporer. Beliau adalah salah satu pemikir Islam yang memadukan pemahaman mendalam tentang Syariah dan pemahaman tentang kebutuhan era modern. 

Dia adalah anggota dari banyak akademi Islam, lembaga dan badan ilmiah, termasuk Akademi Fiqh Islam Liga Muslim Dunia, Dewan Pengawas Organisasi Dakwah Islam di Afrika, dan Pusat Studi Islam di Oxford. 

Kegiatan di bidang dakwah yang dimulai dari masa mudanya, dan masih terus berlanjut, beliau telah melakukan perjalanan dakwah ke banyak negara Islam di Asia dan Afrika, dan kelompok-kelompok Islam dan minoritas di Eropa dan semua benua lainnya.

Negara Qatar memberinya kewarganegaraan sebagai pengakuan atas jasanya yang luar biasa.

Penghargaan King Faisal

Syekh Yusuf Al-Qaradawi telah menerima banyak penghargaan, salah satunya adalah Penghargaan Internasional King Faisal Tahun 1414 H/1994 M di Bidang Studi Hukum Islam.

Foto di atas saat Syekh Yusuf Al-Qaradawi menerima penghargaan King Faisal.


Penghargaan Internasional Raja Faisal (جائزة الملك فيصل العالمية) adalah sebuah penghargaan yang dianugrahkan oleh Yayasan Raja Faisal untuk orang-orang yang berdedikasi memberikan kontribusi perubahan positif. Adapun penghargaan terbagi menjadi 5 cabang: Pelayanan Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Sains, dan Kedokteran.


***

Syekh Al Qardhawi adalah salah satu rujukan utama saya, saya belajar banyak dari beliau. Bukan hanya soal agama dan ibadah. Tapi juga dalam politik, sosial, hubungan internasional, humaniora dst. Karena beliau pakar di banyak bidang.

Beliau memiliki 148 kitab sampai hari ini yang sudah diterjemahkan kedalam banyak bahasa di dunia. Termasuk bahasa Indonesia.

Dari ratusan kitab beliau, saya mengoleksi 46 diantaranya. Saya mempelajari pemikiran beliau sejak saya duduk di bangku SMA. Sosok yang punya ilmu yang begitu luas dan pandangan yang sangat moderat dan otentik.

Banyak orang hasad yang sering memfitnah Beliau. Ini efek iri tanda tak mampu. Pendiri Persatuan Ulama Islam dunia ini saat ini sudah 40 tahun lebih menetap di Qatar karena dikejar kejar rezim dholim Mesir sejak dulu.

Pemerintah Qatar sangat menghormati beliau. Sampai-sampai kepala negara Qatar sering mencium kening beliau setiap bertemu.

Karena kecintaan Qatar terhadap ulama seperti inilah maka banyak negara teluk dan Arab membenci Qatar dengan motif politik. Qatar diembargo oleh Arab Saudi, UEA, Mesir dkk tahun 2017 lalu, salah satu faktornya karena Qatar dianggap membela ulama ini dan tokoh tokoh lain yang sejenis.

Beliau diberikan kewarganegaraan Qatar secara terhormat. Warga Qatar menghormati beliau dengan sangat luar biasa dan melindungi beliau. Sehingga beliau saat ini masih aman dalam berdakwah.

Al Qardhawi dekat dengan semua ulama Islam yang lurus kecuali mereka-mereka yang memilih menjadi ulama bayaran negara Arab, ulama bayaran model begitu tidak mau diladeni oleh Qardhawi.

Beliau sejak duduk di SMA sudah masuk penjara. Beliau bukan hanya ulama yang nyaman tinggal di belakang meja. Tapi juga ulama yang jihadnya sangat ril di lapangan.

Buku-buku beliau mampu menampar wajah sekulerisme di dunia Islam secara keras. Bahkan kitab beliau lah yang membuat kalangan sekuler di negara Tunisia gulung tikar.

Di usianya yang menginjak 95 tahun saat ini beliau masih sehat dan kuat. Masih mampu menulis setiap hari untuk kepentingan muslim dunia.

Dalam tahun ini beliau sempat tekena covid19, saya selalu deg degan jika mendengar kabar Beliau sakit. Alhamdulillah beliau sudah sembuh dari virus ini dan sudah sehat kembali.

Pemikiran-pemikiran beliau saat ini mempengaruhi semua negara Islam bahkan mempengaruhi 88 negara di dunia. Sosok yang sangat susah dicari penggantinya jika suatu saat Allah memanggilnya pulang.

Oleh: Tengku Zulkifli Usman
(Pengamat GeoPolitik Dunia Islam Internasional)
Share Artikel: