Dulu mereka kecolongan impor rapid-test dalam jumlah besar. Tapi kemudian WHO mengumumkan, rapid test tidak akurat dalam mendeteksi virus SARS CoV-2.
Alhasil, rapid test yang terlanjur diimpor itu berpotensi jadi onggokan sampah.
Nggak mau rugi, dibuatlah aturan masyarakat yang ingin beraktifitas di ruang publik, wajib rapid-test terlebih dahulu.
Aturan ini sukses. Alat tak berguna itu berhasil dijual ke publik sampe ludes. Begitu ludes, aturannya tidak berlaku lagi.
Kini sepertinya mereka kecolongan lagi. Terlanjur impor PCR dalam jumlah besar, wabah ini tiba-tiba mereda.
Dan keluarlah aturan baru itu.
Bangke emang. Mereka yang goblok, kita yang dipaksa membayar.
(Wendra Setiawan)
Related Posts :
Erman Safar, Wali Kota Rasa Anies Baswedan Erman Safar, Wali Kota Rasa Anies BaswedanSaat dilantik minggu lalu sebagai Wali Kota Bukittinggi hasil pilkada 2020, Erman Safar langsung … Read More...
Saya Bingung, tak Mengerti Saya Bingung, tak MengertiSaya di atas bukan saya penulis, melainkan pakar politik Salim Said. Beliau mengatakan saya bingung, saya tak men… Read More...
Naniek S Deyang: Pak SBY, Prabowo lah Jenderal Yang Paling Setia Kepada Bapak Dari kemarin saya jadi pembela Pak SBY, karena saya gak suka kelakuan orang yang melakukan hostile take over (pengambil alihan paksa) Parta… Read More...
Ring Tinju Mulkowi vs BeyehayeOleh M Rizal FadillahSetelah Mulkowi dengan cara tidak etis berhasil didaulat menjadi penantang juara Beyehaye untuk Kelas Gak Berat-Berat A… Read More...
Tere Liye: Siapa 'Biang Gaduh' di Negeri Ini? Justeru Biangnya Yang Duduk di Pemerintahan Sendiri Biang GaduhDi kelas 5A itu, Joko, Bambang, Mul, dkk adalah biang kerok. Sedikit2 mereka menjawil kepala anak lain. Sedikit2 mereka berisik … Read More...