5 Fakta Sirkuit Formula E di Ancol Yang Mirip Kuda Lumping
[PORTAL-ISLAM] Teka-teki lokasi sirkuit Formula E di Jakarta akhirnya terungkap pada Rabu (22/12/2021).
Dalam sebuah konferensi pers panitia pelaksana mengumumkan area Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, sebagai sirkuit jalan raya untuk menggelar balap mobil listrik dunia tersebut.
Tidak hanya mengumumkan lokasi sirkuit, sejumlah alasan dan proses penunjukan Ancol sebagai Jakarta International E-prix Circuit (JIEC) juga dijabarkan dalam konferensi pers tersebut.
Berikut 5 fakta terkait penunjukan Ancol sebagai sirkuit Formula E:
(1) Diputuskan oleh FIA dan FEO
Ketua Panitia Pelaksana Formula E Ahmad Sahroni dalam konferensi pers mengatakan penunjukan Ancol bukan oleh panitia. Pihaknya hanya memberikan sejumlah opsi lokasi sirkuit untuk menggelar lomba. Sementara keputusan menggunakan Ancol datang dari Federasi Otomotif Internasional (FIA) dan Formula E Operations (FEO).
"Dari akhir 2 lembaga tersebut (FIA dan FEO) baru tadi pagi diberikan approved sirkuit pegelaran Formula E di Jakarta di Ancol," kata Sahroni di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (22/12).
(2) Alasan Pemilihan Ancol
Sahroni menjabarkan sejumlah alasan mengapa Ancol ditunjuk sebagai sirkuit untuk menggelar Formula E pada 4 Juni 2022. Salah satunya lokasinya berada dalam kawasan wisata yang tidak mengganggu lalu lintas masyarakat.
"Karena Ancol tempat dinamis dan ikonik Jakarta dan tempat tidak mengganggu prasarana jalan masyarakat yang lain,” kata Sahroni.
Selain itu tidak jauh dari lokasi juga ada ikon baru Jakarta, yaitu Jakarta International Stadium (JIS). Sehingga lokasi itu dinilai strategis.
"Ada banyak manfaat saat pelaksanaan dimulai 4 Juni 2022 baik dari sisi lokasi, pendapatan, pelaksanaan, branding segala macam, itulah kenapa approval FIA dan FEO di Ancol,” lanjut Sahroni.
(3) Bentuk Sirkuit: Mirip Kuda Lumping
Sirkuit di Ancol sangat berbeda dengan sirkuit di Monas yang sebelumnya sudah ditetapkan tapi dibatalkan. Sirkuit sepanjang 2,4 km ini akan memiliki 18 tikungan dan lebar jalan mencapai 12 meter. Bentuknya mirip Kuda Lumping.
“Dari segi lokasi cukup memadai karena luas Ancol sekitar 35 hektar, menghadirkan sirkuit sepanjang 2,4 km, lebar 12 meter, dan bentuk seperti jalan raya, tidak seperti sirkuit permanen,” kata Regulator Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus mantan pebalap, Ananda Mikola, dalam konferensi pers Formula E di Ancol, Rabu (22/12).
Lokasi start dan garis finish akan berada di sekitaran lokasi parkir Pantai Karnaval Ancol. Nantinya, balapan akan mengitari sirkuit searah jarum jam.
Sirkuit Formula E ini akan menghadirkan konsep street race dengan pemandangan Pantai Ancol di sisi utara dan Jakarta International Stadium (JIS) di sisi Selatan.
“Memang kita setiap event Formula E itu event-nya ada di rata-rata 90 persen ada di street race,” lanjut Ananda.
(4) Diikuti 12 Tim, Target 40-60 Ribu Penonton
Ajang balap mobil listrik internasional Formula E yang rencananya akan diselenggarakan pertengahan tahun depan akan diikuti oleh sejumlah tim pabrikan ternama.
“Ada 12 tim, satu tim dua mobil,” kata Sahroni.
Nantinya lokasi untuk penonton akan disediakan di setiap tikungan di sirkuit. Formula E di Ancol akan ada 18 tikungan di track sepanjang 2,4 km.
“Kita nantinya 40 sampai 60 ribu (penonton),” lanjutnya.
(5) Sirkuit Tidak Dibangun dari 0 dan Tidak Pakai APBD
Sahroni menjelaskan nantinya pembangunan sirkuit tidak akan dimulai dari awal. Sebab sirkuit akan dibangun di jalan yang sudah tersedia.
“Track E-Prix adalah track jalan raya, jadi spesifikasinya mirip jalan raya, lokasi pembuatan track sudah relatif padat dan rata, sehingga pengerjaan track dapat dilakukan dengan cepat,” kata Sahroni.
Saat ini trek sudah rampung sekitar 60 persen. Nantinya 40 persen lagi akan mulai dikerjakan per Januari 2022 sampai dengan April 2022.
“Paddock, stage, dan grand stand sifatnya semi permanen sehingga hanya perlu satu bulan saja untuk bongkar pasang, sedangkan track (dibangun) permanen sehingga dapat digunakan untuk berbagai event autosport sepanjang tahun,” kata Sahroni.
Ia menegaskan pembangunan itu hingga pelaksanaan lomba tidak menggunakan APBD DKI Jakarta. Biaya diambil dari sponsor dan Jakpro.
“Yang perlu ditegaskan juga bahwa dalam pembangunan ini tidak ada dana APBD maupun PMD yang digunakan. Jadi semuanya hanya dari Jakpro dan sponsor,” kata Sahroni.
[VIDEO]