Salah sedekah berbuah manis. Bagaimana ceritanya?

 seorang tentara yang bertugas di perbatasan Salah sedekah berbuah manis. Bagaimana ceritanya?
Salah sedekah berbuah manis. Bagaimana ceritanya? 

Marzouq, seorang tentara yang bertugas di perbatasan, suatu hari sedang berjalan menuju masjid untuk shalat isya. Di kantongnya ada selembar uang kertas 500 Reyal dan selembar lagi 5 Reyal. Hanya ada dua lembar itu di kantongnya. 

Tiba-tiba dia didatangi oleh seseorang.  Katanya “Aku tidak memiliki uang buat makan malam untuk anak-anakku”. Marzouq merogoh kantongnya dan mengambil salah satu dari dua lembar uang yang ada. Dia berniat memberikan uang 5 Reyal. 

Orang itu terkejut setelah menerima uang dari Marzouq dan berdoa, mengucapkan doa panjang sekali. Marzouq pun heran. Mengapa orang tadi begitu panjang berdoa, padahal hanya diberi usng 5 Reyal. 

Padahal saat itu adalah akhir bulan. 4 hari lagi baru gajian. Uangnya yang tersisa hanyalah 500 Reyal itu saja. 

Marzouq pun mulai curiga, mengapa orang tadi begitu gembira. Lalu dia mengambil lembar yang ada di kantongnya. Ternyata yang ada hanya uang 5 Reyal. Marzouq memberi orang tadi uang 500 Reyal.  

500 Reyal dalam kurs hari ini nilainya sekitar 1,9 juta. 

Marzouq pun bingung. Dia hanya punya 5 Reyal untuk hidup selama 4 hari, sebelum gaji turun. Dia menengok ke kiri dan kanan mencari orang tadi. Tidak ketemu. 

Marzouq melanjutkan langkahnya ke masjid sambil kebingungan. Dia tidak bisa khusyuk dalam shalatnya saat itu. 

Shalat pun selesai. Marzouq keluar dari Masjid. Tiba-tiba ada orang datang bertanya: kenal Marzouq yang bertugas di perbatasan? Marzouq menjawab. Saya orangnya. “Saya diutus bagian keuangan untuk memberikan uang insentif untukmu sebanyak 11000 Reyal. Harusnya uang itu diberikan beberapa tahun lalu. Tapi rupanya bagian keuangan lupa. Mereka menyuruhku berangkat malam-malam untuk mencarimu…” kata orang itu. 

Salah sedekah berbuah berkah. Itulah sedekah. Marzouq ikhlas dalam sedekahnya. Tidak bertujuan mencari cashback. 

Tapi Allah memberinya uang lebih besar.

(Syarif Ja'far Baraja)

Share Artikel: