Barang siapa yang ingin melihat Gaza berlutut, maka datanglah di waktu Shalatnya, karena ia hanya akan berlutut kepada Allah!

Nama itu sudah tak asing dalam bacaan dan telinga kita Barang siapa yang ingin melihat Gaza berlutut, maka datanglah di waktu Shalatnya, karena ia hanya akan berlutut kepada Allah!
Kalau Kamu Tahu Sejarah Gaza, Kamu Akan Sadar Bahwa Ia Istimewa

Oleh: Muhammad Edgar

Nama itu sudah tak asing dalam bacaan dan telinga kita, terlebih ketika media meliput serangan zionis di wilayah istimewa itu. Gaza bukanlah tempat Masjid Al Aqsha berada, namun ia menyimpan kisah tersendiri dalam sejarah Umat Islam secara khusus dan manusia secara umum.

Baru saja Gaza naik lagi 'ke permukaan', setelah zionis Israel membombardir penduduknya 3 hari. Tapi dalam 3 hari itu, ada belasan anak syahid dan ratusan luka-luka. Kali ini Israel lebih terang-terangan dalam beringasnya, tak lagi peduli pada hukum internasional. PBB menganggap serangan ini ilegal karena Israel melakukan aksi beringasnya dengan dalih "sebagai upaya agar tidak diserang."

Gaza tidak hanya sebuah nama yang terkenal di tahun-tahun belakangan ini. Sejak dahulu kala, ia telah punya pesona tersendiri. Kini, ia adalah rumah bagi para pejuang dan benteng terakhir masyarakat Palestina menghadapi tiran. Dulu, ia adalah tempat para bangsa-bangsa besar berlabuh untuk menjelajahi bumi.

Ketika Bani Israil yang beriman pada Allah memimpin Palestina, Gaza masuk dalam kekuasaan Nabi Daud alaihissalam. Waktu terus berganti, Gaza kemudian direbut oleh kerajaan Assyria, lalu Persia, hingga Mesir. Letaknya yang ada di pantai Mediterania membuatnya jadi tujuan perjalanan dan perdagangan. Banyak transaksi ekonomi penting di sana pada abad-abad lalu.

Sejak tahun 350 SM, Gaza menjadi kota penting bagi peradaban Mesir kuno. Ia masuk dalam wilayah yang dikuasai oleh para Fir'aun karena letaknya yang sangat dekat dengan Mesir. Bisa dibilang, Gaza adalah gerbang Afrika menuju Asia, dan sebaliknya: pintu utama dari benua Asia menuju Afrika. Wajarlah kemudian banyak kekuatan ingin menaklukkannya. Bahkan Alexander The Great pun menghabiskan waktu 5 bulan lamanya demi bisa merebut Gaza.

Dua abad sebelum Rasulullah ﷺ hadir ke dunia, Gaza berada sudah berada di bawah kekuasaan Romawi. Wilayah itu menjelma pusat peradaban yang cukup megah di zamannya dimana orang-orang Yunani, Persia dan Mesir. Kisah Gaza semakin lengkap ketika ia menerima predikat ini: menjadi kota pertama di Palestina yang dibebaskan oleh Kaum Muslimin. Gaza dipeluk oleh dakwah, pada masa Khalifah Umar Al Faruq yang bersahaja nan gagah.

Sejak Islam masuk ke Gaza, banyak ilmuwan besar lahir dari sana. Sebagian kita mungkin akan kaget ketika mengetahui bahwa ulama besar yang sangat masyhur, Imam Syafi'i rahimahullah, adalah tokoh kelahiran Gaza pada tahun 767 Masehi. Eksistensi Islam bertahan di sana selama 465 tahun, sampai kemudian pasukan Salib datang dan mencengkeram Palestina selama hampir satu abad, kemudian Gaza bebas lagi di masa Shalahuddin Al Ayyubi, rahimahullah.

Kini Gaza menunggu lagi masa pembebasannya. Telah lama ia berjuang dan sudah ia buktikan bahwa ia perkasa. Hanya tinggal menunggu waktu ketika kelak ia akan merdeka lagi, di tangan para pembebas sejati yang berkepribadian Qur'ani. Apakah itu kamu?

*Referensi:
1. Tarikh Filisthin Al Hadits, Wizarah Ta'lim Filisthin
2. Filisthin Tarikh Mushawwar, Dr Thariq Suwaidan
Share Artikel: