Testimoni Penonton: JIS Stadion Kelas Internasional Yang Super Keren, Minusnya Cuma Satu Rumput Yang Baru Diganti

Testimoni Setelah Nonton Langsung di JIS Testimoni Penonton: JIS Stadion Kelas Internasional Yang Super Keren, Minusnya Cuma Satu Rumput Yang Baru Diganti
Testimoni Setelah Nonton Langsung di JIS 

Oleh: Arfi Zon

Setelah datang langsung, begini kesaksian objektif saya soal JIS. 

Sebagai sebuah stadion baru, JIS sangat sempurna. 

Begitu tiba di area stadion, saya berdecak kagum, begitu megahnya JIS. Pelataran stadion luas, rapi, bersih, terkesan modern. Ketika malam tiba, fasad-nya yang dihiasi kelap-kelip lampu warna-warni sungguh indah memukau. 

Meski JIS sangat besar, kita tidak akan kesulitan mencari lokasi tempat duduk sesuai yang tertera pada tiket, karena petunjuk arah ada di mana-mana, tertera besar-besar dan jelas. 

Jika penonton membludak, juga tidak akan terjadi penumpukan atau desak-desakan memasuki tribun, karena antrian sudah terpecah sesuai area/sektor/blok dan pintu masuk yang sangat banyak. 

Pintu masuk yang banyak itu pun semuanya lebar. Benar-benar nyaman untuk penonton. Kesulitan hanya akan dirasakan oleh penonton tribun tier 3, karena harus menaiki ratusan anak tangga. Penonton dipastikan akan ngos-ngosan ketika tiba di tempat duduknya. Tapi ini dapat dimaklumi, karena tinggi JIS mencapai 75 meter. 

Jika telah tiba di tempat duduk, berikutnya kita akan merasakan 'vibe' yang luar biasa. JIS benar-benar berstandar internasional. Single seat-nya kokoh tapi nyaman diduduki. 

Pengelola JIS bilang bahwa tribun JIS itu konsepnya menyimbolkan api yang menyala. Nah, konsep nyala api itu benar-benar terlihat bagus jika kita lihat langsung dari dekat. Warna dan gradasi single seat-nya yang oleh netizen sering disebut kusam, tidak demikian faktanya. Melihat langsung, beda jauh impresinya dibanding hanya melihat lewat foto atau video di medsos. 

Karena masuk stadion saat masih sepi, saya sempat berjalan menyusuri berbagai sudut tribun. Hasilnya, terbukti bahwa pemandangan dari tribun ke lapangan dari sudut manapun sangat enak dan lepas, tidak ada 'blind spot' sama sekali. 

Kondisi tribun memang agak curam. Tapi ini justru menguntungkan, karena pandangan kita ke lapangan tidak terhalang oleh penonton yang duduk di depan, meski ia orang tinggi besar sekalipun. 

Toilet tersedia di banyak tempat. Kondisinya bersih dan mewah seperti yang ada di mall-mall berkelas. 

Penerangan sangat prima. Tata suara jernih. 

Dua 'big screen' pada dua sisi belakang gawang, yang berfungsi sebagai scoring board dan videotron, ternyata sangat besar dan mampu menampilkan visual resolusi tinggi. Sangat jernih. Masing-masingnya kira-kira seukuran lapangan basket. Sensasi menonton dari tribun terasa luar biasa karena pertandingan berjalan berbarengan dengan adanya liputan tivi yang tersambung ke dua layar raksasa itu. 

Jika kita sempat meleng saat terjadi gol, tak usah khawatir. Tayangan ulangnya akan segera hadir berulang-ulang. 

Bagaimana soal akses dan areal parkir yang sebelumnya dikeluhkan? 

Saat ini akses ke JIS sudah terbuka dari segala penjuru. Terdiri atas jalan beton dua jalur yang sangat lebar. Penonton bisa datang dari arah Kelapa Gading, Sunter, Ancol, dan lain-lain, melewati jalan-jalan dua jalur itu. 

Kantung-kantung parkir juga sudah tersedia. Di dekat Rumah Sakit Sulianti Saroso (sekitar 300 meter dari JIS) ada lahan luas yang dijadikan area parkir. Di kawasan Ancol juga ada tempat parkir besar. Dari sana, penonton tinggal berjalan kaki saja menuju JIS lewat jembatan layang pejalan kaki sepanjang kurang lebih 800 meter. Jembatan itu selesai dibangun beberapa hari sebelum Piala Dunia U17 dimulai. 

Selain itu, penonton juga bisa parkir di arena Jakarta Internasional Expo Kemayoran yang area parkirnya bisa menampung hingga 10 ribu mobil. Agak jauh memang. Tapi dari sana penonton bisa naik bus trans Jakarta menuju JIS, gratis. Kalau ogah antri naik bus, order ojol saja. Tarifnya paling 10 - 15 ribu rupiah saja. 

Minus JIS hanya satu, yaitu rumput, yang karena baru mengalami pergantian, belum tumbuh merata secara sempurna. Tapi setelah piala dunia U17 ini usai, dengan perawatan intensif, rumput pasti akan tumbuh sempurna dan hijau merata. 

Jadi, kesimpulannya bagaimana? Sudah bisakah JIS menggelar laga-laga besar? 

Saya yakin, sudah! 

Terbayang, betapa luar biasanya atmosfir yang tercipta, jika suatu saat laga home Timnas dimainkan di JIS. Penonton full 82 ribu dan berada sangat dekat dengan lapangan pertandingan. Chants dan gegap gempita suporter tuan rumah akan menjadi teror horor bagi tim manapun yang menjadi lawan Timnas.

(fb)
Share Artikel: