M Anwar Rifa'i:
TERLALU LUCU, hasil Bahtsul Masail yang ditashih para Ulama Ahli Fiqih, yang salah satunya adalah Syaikh Al-'Alim Al-'Alamah KH. Muhibnul Aman Aly, ditambah Fatwa Majlis Ulama Jember, yang dalam merumuskan hukum menghadirkan para pakar bahkan termasuk pakar kedokteran, kemudian hasilnya dibilang "BERMASALAH" termasuk "KEILMUANNYA DIPERTANYAKAN" hanya gara-gara ada "fatwa" berlawanan dari DUKUN GONDRONG, AHLI NGARANG BEBAS DONGENG-DONGENG KLENIK MODE COCOK LOGI.
😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣😁😁🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😆😆😆😆🤣🤣🤣😂😂😂😅😂😂😂😂😂😀😀😀😀😆😆😆😆😆😂😂😂😂😂😂😂😀😀😀😆😆😆😆😁😄😄😁😅😅😆😆😁😁😁😄😁😁😁😀😀😀😀😃😄😄😁😁😄😃😀😀😀😀😁😄😆😄
***
Jadi di acara CATATAN DEMOKRASI tvOne kemarin yang membahas topik Fatwa Haram Sound Horeg, ada pendukung Sound Horeg yang menentang fatwa tersebut dan mengatakan fatwa itu bertentantang dengan pendapat Muwafiq gondrong.
"Di Kiai kami di NU kiai Muwafiq juga beda pandangan dengan fatwa MUI. Berarti bermasalah dengan fatwa ini.. Maka ulama yang mengeluarkan fatwa haram dipertanyaakan keilmuannya...," kata pendukung Horeg ini.
Lalu dibalas oleh Kyai Ma'ruf Khozin (Ketua Fatwa MUI Jatim):
“Apa yang bersangkutan (Muwafiq) sudah teruji di forum-forum ulama yang membahas fikih yang diakui?”
Seketika terdiam.
Dia mungkin tidak tahu bahwa anggota komisi fatwa MUI Jatim itu 99 % tokoh bahtsul masail NU. Mereka Kyai NU yang benar-benar ahli fikih. Bukan tukang dongeng macam si gondrong.
Jadi pliss jangan bandingkan tukang dongeng dengan para kiai yang ada di komisi fatwa.
Membandingkan Muwafiq dengan para Kiai itu namanya melecehkan keilmuan para kiai. Kata Ustadz Ahmad Dairobi sama dengan menyamakan dokter dengan dukun bayi.

