Heboh! Pengamat Militer Ungkap: Bukan Hadi,Perintah Penghapusan Mutasi Perwira Berasal Dari Jokowi


[PORTAL-ISLAM.ID]  Pengamat militer Salim Said mengaku nyaris yakin kalau keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Hadi Tjahjanto menganulir keputusan Panglima Gatot Nurmantyo soal mutasi 16 perwira di jajaran Tentara Nasional Indonesia bukan inisiatif langsung mantan Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU) itu.

"Saya nyaris yakin keputusan yang mendadak dan kontroversial oleh panglima Tentara Nasional Indonesia Hadi bukan inisiatif dia. Saya sudah banyak bicara dengan banyak perwiara Tentara Nasional Indonesia AU yang kenal langsung dan tau karir panglima Tentara Nasional Indonesia Hadi. Dia bukan tipe orang yang berani ambil keputusan berani kayak gini," kata Salim Kamis, 21 Desember 2017.

Bahkan, Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) itu menyampaikan keputusan mendadak oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia yaitu tidak lazim. Apalagi kata Salim, Hadi merupakan orang kedua yang berhasil jadi panglima Tentara Nasional Indonesia dari matra AU.

"Buat saya ini aneh, panglima Tentara Nasional Indonesia gres dilantik, ditambah ia ini yaitu orang AU kedua yang jadi panglima. Ini terang menjadi tanda tanya besar," kata Salim.

Untuk itu, Salim pun mengaku sudah melaksanakan sejumlah komunikasi dengan beberapa perwira tinggi dan petinggi politik atas keputusan panglima Tentara Nasional Indonesia tersebut. Dia pun menerima kesimpulan kalau peniadaan merupakan petunjuk dari atasan panglima TNI.

"Ini petunjuk dan perintah dari atasannya, dalam hal ini Presiden Joko Widodo. Pertanyannya kenapa presiden beri perintah pembatalan? Padahal kan Jenderal Gatot masih aktif. Kalau ada apa-apa kan mestinya dari awal peringatkan Gatot dong. Makanya saya yakin ini ada unsur politis," tegas Salim.

Lebih lanjut, Salim pun menganalisa keputusan politis dibalik kepentingan Presiden Jokowi. Menurut irit Salim, ada dua dugaan yang sanggup menguatkan. Pertama Presiden memang tidak suka dengan Gatot Nurmantyo dan kedua ada beberepa kelompok kepentingan yang berhasil menekan Presiden Jokowi.

"Jadi salah satu teori menyampaikan Presiden enggak begitu happy dan merasa berdasarkan sumber saya merasa dilampaui. Artinya ia perintahkan Hadi ubah saja deh. Dugaan lain ada tekanan dan kepentingan disekelilingnya. Kaprikornus ada kekesalan presiden kepada Gatot Nurmantyo yang melaksanakan mutasi jelang pensiun," kata Salim.

Salim pun menawarkan referensi soal adanya kepentingan luar yang menekan Presiden Jokowi. Salah satunya dalam masalah peniadaan pensiun dini terhadap Pangkonstrad Edy Rahmayadi.

"Edy Rahmayadi kan mendaftarkan diri sebagai gubernur. Kalau ia dibatalkan ia kehilangan kesempatan. Kaprikornus ada yang menilai kalau ada kepentingan yang ingin menjegal Edy. Tapi siapa yang diuntungkan kalau ia tidak maju. Ini masih pertanyaan," demikian Salim.



Share Artikel: