Oleh: Tengku Zulkifli Hasan
(Analis Politik)
APAKAH PKS MENGKHIANATI DEDDY MIZWAR?
Tidak ada istilah khianat dalam politik, politik yaitu pilihan, dan semua dimensinya yaitu logika pertarungan, menyerupai Ridwan Kamil yang telah menentukan Nasdem dan Deddy Mizwar yang menentukan Demokrat, maka hal biasa kalau karenanya PKS menentukan Sudrajat untuk dipasangkan dengan kadernya sendiri Ahmad Syaikhu, terbukti hubungan PKS dan Deddy Mizwar sendiri baik baik saja pasca batal bersama, kalau Deddy Mizwar sudah legowo, mau apalagi?
BENARKAH SUDRAJAT ITU MANTAN PENGURUS NASDEM JAWA BARAT?
Mayir Jendral Sudrajat pernah diajak Surya Paloh untuk bergabung dalam Ormas nasdem bukan Partai nasdem, lantaran dulu Surya Paloh pernah berjanji bahwa ormas Nasdem tidak akan menjadi partai politik, amakanya Sudrajat mau, begitu Nasdem menjadi partai, Sudrajat keluar dari Nasdem.
KENAPA RIDWAN KAMIL TIDAK BERSAMA PKS?
Sekali lagi politik yaitu pilihan, dan salah menentukan akhir minim jam terbang juga pengetahuan, maka itu yaitu resiko sendiri, bukankah PKS dan Gerindra yang awalnya memenangkan Ridwan Kamil untuk bangku waliokta Bandung, jasa ini seharusnya diingat oleh Ridwan Kamil ketika memutuskan mendapatkan undangan Nasdem yang merupakan partai kecil di Jabar dengan hanya 5 bangku di DPRD nya.
BAGAIMANA DENGAN NAMA SUDRAJAT YANG TIDAK POPULER SEPERTI DEDDY MIZWAR?
Popularitas saja tidak cukup dalam hal kandidasi pilkada, masih ada faktor elektabilitas, akseptabilitas, dan efektabilitas. Seorang calon kalau mempunyai "kans" untuk mendapatkan elektabilitas dan akseptabilitas yang anggun kedepan, maka mereka sudah anggun untuk diajukan sebagai calon, dan hal ini ada pada Sudrajat Syaikhu, popularits tidak menjamin dipilih, maka dari itu, fokus nya yaitu mesin partai pengusung dan pendukung biar maksimal melaksanakan marketing politik.
Dalam teori politik ada istilahnya split-ticket voting, dimana partai kadang mementingkan sosok figur dan melupakan kader ideologi sendiri, dan ini terjadi pada pasangan lain lawannya Sudrajat Syaikhu, baik Ridwan Kamil maupun Deddy Mizwar, lantaran Sudrajat terperinci kader Gerindra dan Syaikhu terperinci kader PKS, sudah komplit.
Jika seorang calon mempunyai peluang meningkatkan elektabilitas dan akseptabilitas yang anggun kedepan dalam masa kampanye dan proses pertarungan politik, maka hal itulah yang menjamin seseorang akan bernasib baik di akhirnya, pasangan Sudrajat Syaikhu mempunyai dan memenuhi syarat ini.
BAGAIMANA EFEKTIFITAS MESIN POLITIK SUDRAJAT SYAIKHU?
Justru inilah fokus bersama yang harus dikalkulasikan dengan baik dan cermat, oleh alasannya itu jangan membuang energi untuk hal yang tidak perlu yang justru akan menciptakan mesin berjalan lambat bahkan macet, sedangkan waktu berperang hanya 5 bulan efektif nya, mesin politik yang paling besar lengan berkuasa ditingkat grass root ketika ini justru dipegang oleh PKS dan Gerindra, ini hal hal yang sangat menguntungkan, tinggal dimaksimalkan dengan benar benar maksimal.
BAGAIMANA TINJAUAN SISI PSIKOLOGIS PEMILIH JABAR?
Secara psikologis, pasangan Sudrajat Syaikhu lebih erat dengan masyarakat Jabar. Sudrajat "otak kanan" nya Jabar dan Syaikhu yaitu "otak kiri" nya, keduanya orang Sunda dan sanggup diterima dengan baik. Perlu diketahui bahwa Deddy Mizwar bukan orisinil orang sunda dan ini bisa jadi peluang lawan untuk menyerang, dalam medan tempur, sebisa mungkin meminimalisir peluang lawan untuk menjebol banteng pertahanan kita, harus ketat dijaga.
BAGAIMANA MASALAH PENDANAAN KAMPANYE PILKADA JABAR?
Poin ini semakin menguatkan argumentasi kenapa PKS PAN dan Gerindra harus bekerjasama, duduk perkara dana, PAN tidak bisa sendiri, PKS juga demikian, tidak akan bisa mengcover sendiri dana pemenangan dengan wilayah Jabar yang merupakan propvinsi terbesar di indonesia, bergabung dengan Gerindra mengakibatkan tiga partai ini otomatis menjadi barang komplementer yang saling melengkapi satu sama lain, berjuang harus rasional, tidak bisa modal fanatik apalagi modal emosi, hitungan harus ril dan terperinci dari semua sisi, termasuk sisi logistik perjuangan, apalagi untuk sebuah "perang" skala besar begini.
APAKAH PASANGAN INI SUDAH IDEAL?
Tidak ada gading yang tak retak, namun begitu, kalau ditinjau dari sisi kosntelasi politik Jabar ketika ini, begitu juga dari sisi kondisi lawan-lawan dalam pilkada ini, maka pasngan Sudrajat Syaikhu yaitu masuk kategori pasangan besar lengan berkuasa dan ideal untuk dijual dan dimenangkan, dalam hal ini PKS PAN dan Gerindra sudah memutuskan sebuah keputusan terbaik, meskipun tidak sanggup dipahami oleh semua pihak, apalagi memuaskan semua pihak.
TERAKHIR
Koalisi PKS PAN dan Gerindra ini termasuk koalisi minim resiko lantaran dibangun atas pertimbangan dasar kepentingan umat dan rakyat Jabar, tidak menyerupai pasangan lain yang begitu panas dan begitu besar lengan berkuasa aroma kepentingan individu dan golongan, sehingga hingga telat mengumumkan calon calonnya, terjadi tarik ulur dan terkesan kebingungan meskipun mereka yaitu partai pemenang di Jabar dengan bangku terbanyak, ini indikasi bahwa koalisi Sudrajat Syaikhu telah memberi keteladanan dalam proses kandidasi kepada lawan lawannya, tinggal dimenangkan saja..!