Daya Rusak Ustadz Abdul Somad Yang Angker Musuh-Musuh Islam
"Sombong dihadapan orang sombong ialah sedekah"
Tetiba mata orang terhenyak, para setan pemikiran gemetar, racun - racun informasi yang mereka hidup dan makan darinya datang - datang luruh. Umat yang dahulunya pengecut, takut - takut dan rendah diri, sekarang berani berdiri tampil kehadapan. Umat yang dahulunya terpecah, gemar berbeda, dan hambar durjana, sekarang saling menatap muka, berpelukan, berangkulan dalam tangis ukhuwah mereka sadar.
Segenap dada terangkat, dagu mendongak. Umat yang terpinggirkan itu sekarang menengah, matanya mulai terbuka.. dilihatnya sekarang mereka tak punya apa - apa.. pakaian yang mereka beli, masakan yang mereka konsumsi, bahkan air yang mereka minum harus mereka bayar, bukan milik mereka. Pikiran mereka terbuka, bahwa selama ini pihak luar bertepuk tangan atas perilaku umat ini yang sudah dipelajari yakni suka terpecah. Tapi ustadz itu muncul, kekuatan yang terserak itu berhimpun.
Para bintang film bayaran inlander tetiba kehilangan pekerjaannya, mereka galau dan gelisah. Nampak simpulan zaman di depan mata. Bagaimana tidak, jualan - jualan mereka bakal tidak laku, akan sepi, dan tutup, menyerupai tutupnya banyaknya toko modern retail belakangan ini.
Bagaimana tidak? Saat Agen - distributor islamophobia bekerja keras memecah dan mengkotak - kotakan umat islam, ustadz ini bicara ihwal FPI dan mendukungnya. Saat orang bersorai membubarkan HTI ustadznya ini membelanya, ketika ikhwanul muslimin di tuduh khawarij detil sekali ustadz itu bicara sejarah dan.. mendukungnya. Di hadapan jamaah Muhammadiyah, ustadz ini membawakan hadits - hadits NU, di hadapan jamaah NU ustadz ini membawakan pemahaman Muhammadiyah. Di hadapan orang anti maulid, ustadz ini memberikan dalil maulid, di hadapan pro maulid ustadz ini sampaikan dalil mengapa ada orang tidak mengikuti maulid, sehingga masing - masing umat yang usang terkukung dalam kotak kebisuan pakem, memahami, bahwa aliran islam ini luas dan indah, dan kecurigaan - kecurigaan partisan sirna. Ustadz ini menjadi katalisator bagi sebuah umat yang usang butuh pemersatu!
Maka, ustadz ini sungguh sangat merusak, merusak bangunan kerusakan yang di kerjakan dan dibiayai semenjak lama. Agen - distributor bayaran ini sudah berhasil merusak aneka macam aspek. Mereka sudah berhasil dalam bermacam-macam kegiatan kerusakan, rusak kepercayaan muslim dengan agamanya, rusak kepribadian hingga terlepas dari agamanya, rusak ekonomi hingga miskin umatnya, rusak politiknya hingga orang - orang islam haters yang menguasainya, segala aspek dirusaknya dari level individu hingga negara, sehingga tercipta fragile society, rapuh.
Maka ustadz ini harus dicekal, wajib di boikot, dibully pada dasarnya di matikan karakternya. Berapa besar daya rusak seorang ustadz yang membangunkan umat raksasa yang tertidur? Kalkulasi resikonya terlalu besar. Dicari - cari salahnya, maka dapatah gosip anti nkri, intoleran, diskriminatif. Padahal yah.. ustadz ini di kalangan orang pergerakan, tidak pernah bekerjasama kepada organisasi apapun. Beliau justru pengurus NU, anggota MUI, hehe. Sayangnya dan kejamnya fitnah, semua tak melihat itu. Intinya Abdul Somad harus dimatikan karakternya.
Maka ditolaklah ia di Bali, maka dipulangkanlah ia di Hongkong. Dikejar dipersekusi, di ancam.. di medsos ia di bully, dihina dicaci. Para distributor setan kesurupan, mereka kehilangan logika dan cara, hingga sifat orisinil mereka keluar.
Tapi apa jawab umat? Umat Islam ini umat yang unik, makin ditekan makin bertenaga. Ustadz Abdul Somad makin di fitnah, makin banyak di undang, makin banyak di dengarkan. Makara kita berdoa saja sembari merapatkan barisan. Kita bangunkan umat yang usang tertidur ini, semoga bangun dan bangkit!
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu (umat Islam) ialah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka ialah orang-orang fasik. (Surat Ali 'Imran, Ayat 110)
Batangtoru, 27 Desember 2017
Muhammad Ilham