Fenomena Ganjil Di Tengah Kita


Bismillah...

FENOMENA GANJIL:

1. Belakangan ini, saya menemukan sebagian orang bahagia meributkan wacana yang masih diperselisihkan, namun apatis dengan masalah yang sudah terperinci keharamannya.

2. Sebagian yang lain fasih menasehati rakyat biar sabar dan tidak bosan mendoakan penguasa, namun membisu dengan kedzaliman dan kesewenang-wenangan penguasa.

3. Ada yang gampang terpukau dengan anggota gres yang tampil lugu, namun risih dengan anggota usang yang kritis.

4. Banyak pemimpin dan wakil rakyat berbuih-buih dikala minta dipilih, namun rapuh dikala uang dan paha mulus perempuan menindih.

5. Tidak sedikit orang fasih memberi nasehat, namun dikala diingatkan hatinya berkarat dan pikirannya mampat tersumbat.

6. Ada yang gampang sekali berkata "jadilah engkau laksana Khalid bin Walid", tapi dirinya jauh dari sosok Umar bin Khattab, Qo'id yang shalih nan faqih.

7. Ada yang menuturkan dongeng Khalid untuk meredam kekecewaan, namun ia tak melanjutkan dongeng itu sampai usai perang, dikala Khalid, Sang Pedang Tuhan itu minta diadakan Majlis Syura Akbar demi menggugat dan meng-konfrontasi keputusan Umar. (Khalifah Umar pun lalu hendak mengangkat kembali Khalid sebagai Panglima, namun takdir Tuhan Khalid wafat sebelum diangkat kembali -red)

8. Sebaliknya, tidak jarang saya temukan tentara yang menuntut panglimanya ibarat Umar atau Abu Bakar, padahal dirinya tidak sekelas Ustman atau Ali.

9. Ada yang merasa jalan pikirannya sudah benar dikala meminta timnya mentaati keputusan rapat, namun ia tak pernah mau jujur mengevaluasi sudah benarkah rapat itu dijalankan?

10. Banyak yang memakai ayat وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ tapi هُمْ yang dirasa sulit di atur dan diseragamkan tidak dlibatkan, bahkan disingkirkan.

11. Banyak yang menduga keshalihan langsung itu berbanding lurus dengan kecakapan dalam administrasi dan kepemimpinan, padahal itu dua hal yang berbeda.

12. Dan saya menemukan fenomena ganjil ini, sebagiannya sudah ada pada diri saya, sedangkan sebagian lainnya berpotensi saya lakukan.

Akulah seburuk-buruk pemimpin dikala memimpin dan sejelek-jeleknya pasukan dikala menjadi tentara.

Hadanallahu wa iyyakum.

(Ustadz Suhari Abu Fatih)


Share Artikel: