Pilpres 2019 Di Tangan Hrs, Uas Dan Barisan Emak-Emak Militan
Pilpres 2019 Di tangan HRS, UAS dan Barisan Emak-Emak Indonesia
Oleh: Azwar Siregar*
Kawan, mari lupakan lembaga-lembaga survey sekarang. Banyak Lembaga Survey justru yaitu Konsultan dan Bagian dari Team Pemenangan dari calon yang mereka dukung. Tugasnya bukan lagi mencari dan meriset data pembanding tapi justru membuat data yang menyesatkan untuk membentuk opini yang menguntungkan Calon yang mereka dukung.
Makara jikalau ada Lembaga Survey yang merilis hasil Survey-nya yang memenangkan Rezim yang lagi berkuasa sekarang, jangan eksklusif percaya.
Coba survey sendiri dan bertanya eksklusif kepada penjual gorengan, tukang becak, pedagang kaki lima dan semua masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang menjadi pemilik dominan bunyi pemilih di negeri ini.
Sebelum melaksanakan survey sendiri, saya sarankan sebelumnya anda menggunakan helm full face dan membawa kotak P3K untuk berjaga-jaga dari siraman minyak goreng yang mendidih atau lemparan sepatu kayu dari kakak tukang becak yang mencari pelampiasan emosi.
Masalahnya ini bekerjasama dengan pertanyaan "Apakah bapak/ibu akan menentukan (lagi?) Pak Dhe lagi?"
Bagi masyarakat kecil, orang yang sudah gagal tapi masih akan mencalon lagi namanya tidak tahu diri dan rentan memancing emosi.
Atau jikalau memang bernyali, coba test teriak "Hidup Pak Kowi" di depan barisan emak-emak yang antri menunggu jatah gas 3 kilo, tapi mohon didampingi ambulance dan booking IGD Rumah sakit terdekat, alasannya yaitu lemparan tabung gas 3 kilo terbukti bisa memecahkan Helm ber-SNI.
Kunci Pilpres 2019 berdasarkan saya justru ada di tangan Habib Rizieq Syihab (HRS), Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Barisan Emak-Emak Militan (BEM).
Saya tantang, coba sebutkan nama satu tokoh nasional, baik Tokoh Agama maupun Ketua Partai yang bisa menghimbau dan menyatukan 7 juta orang di satu tempat?
HRS terbukti bisa menyatukan bunyi lintas ormas Islam dan menghidupkan api perlawanan umat terhadap penistaan agama.
Orang NU tiba berduyun-duyun walaupun Ketua Umum-nya melarang datang. Muhammadiyah, Persis, FPI, NW, berqunut dan yang tidak berqunut bahkan yang jarang sholat subuh pun tiba-tiba sadar identitas ke Islaman-nya mendengar panggilan Habib Rizieq.
Coba sebutkan nama satu Tokoh Nasional baik tokoh agama maupun tokoh politik yang bisa ceramah, pidato atau kampanye "live di fesbuk" dan mengumpulkan hingga 36 ribu penonton menyerupai UAS dan Umat yang selalu setia setiap waktu menunggu ceramah beliau?
Maaf, untuk kini ini saya yakin cuma HRS dan UAS yang bisa menyedot perhatian Umat Islam bahkan umat lain sekalipun.
Penentu terakhir yaitu Barisan Emak-Emak Militan.
Emak-emak Zaman Now ini, mulai dari yang berdaster hingga yang bergamis, semua sudah melek politik dan bahkan jadi pegiat politik aktif.
Group Whatsapp emak-emak Zaman Now bukan berisi menyebarkan resep bikin pecel lele berbumbu pete lagi, tapi konsolidasi menghadapi Pilgub Jabar.
Sukses-nya Pergerakan Mega Aksi Umat contohnya 212, bukan hanya di tangan Ustadz Bachtiar Nashir, apalagi Ahmad Dhani. Tapi ada di tangan masbodoh dan koordinasi Barisan Emak-emak Nusantara ini.
Kalau dulu emak-emak menentukan di Pemilu atas isyarat suami atau hasil menghitung kancing di baju, kini justru semua anggota keluarga manut dan ikut perintah emak.
Prabowo kata emak, semua legowo dan kompak. Maaf, yang saya maksud emak-emak bertasbih, bukan Mak Banteng yang berulang kali mencoba berdasi.
Sayangnya ketiga element penting ini justru di "musuhi" oleh Rezim Berkuasa sekarang.
HRS terpaksa mengungsi sementara di Saudi Arabia alasannya yaitu kasus yang saya dan banyak orang tidak mengerti.
UAS dipersekusi di Bali, di tolak di Hongkong dan kemarin ceramahnya di Masjid PLN Disjaya tiba-tiba di batalkan tanpa klarifikasi yang memuaskan. Tapi ya sudahlah, PLN sudah terbiasa begitu, ngga ada angin ngga ada hujan, tiba-tiba saja padam.
Terakhir, berapa banyak emak-emak khususnya dari Barisan Emak-emak Nusantara yang ditahan alasannya yaitu protes lewat postingan atau dianggap memfitnah di media sosial?
Belum lagi jikalau berbicara orang-orang yang mengaku loyalis rezim ini khususnya para seleb medsosnya, contohnya Ade Armando, Denny Siregar, Abu Janda termasuk Para Jokower maupun Ahoker lainnya, semuanya kompak bangkit berseberangan dan berlawanan dengan HRS, UAS dan BEM.
Makara jikalau ada Survey yang konon masih memenangkan Pak Dhe di Pilpres mendatang,
Pertanyaan, nya survey nya dimana?
Di Hongkong....!
Yang di survey siapa?
Catatan Analisa saya Pilpres di 2019 kemungkinan besar tetap akan berpusat di kedua kubu yang sama di 2014 yang lalu. Ibarat Mie Instan, cuma ada dua pilihan, Mie rebus atau Mie Goreng?
Saya ikut HRS, UAS dan Barisan Emak-emak Militan aja.
Semua ada di tangan kita, tapi jangan hingga ada yang jadi Mie Panggang, alasannya yaitu jadi Biru memang menyebalkan.
___
*Sumber: fb Azwar Siregar