[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Publik dan terutama petani dibentuk tercengang dengan kebijakan Menteri Perdagangan membuka keran impor beras sebanyak 500 ribu ton.
Kebijakan impor beras ini dipersoalkan sejumlah pihak. Pakar ekonomi yang juga mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli bahkan menyebut di balik impor ini ada uang yang mengalir ke sejumlah pihak.
“Sebab, ada komisi 20-30 dolar per ton. Transaksinya di luar negeri, ‘account’ bank juga berada di luar negeri. Tetapi Kementan, selalu bilang produksi lebih dari cukup. Sebab ini terkait dengan prestasi mereka. Faktanya angka yang benar itu di tengah,” kata Rizal Ramli kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/1/2018), ibarat dilansir TeropongSenayan.
“Saya galau di mana posisi Kemenko Perekonomian kini dalam memilih data ini,” imbuh ia lagi.
Dalam sejarahnya, Rizal melanjutkan, uang paling simpel didapat dari komisi impor komoditi. Makara duitnya, simpel jikalau main di beras, kedelai, gula, daging dan lain-lain.
Ia pun heran, ada rapat kebijakan harus impor beras dalam 2-3 hari ini. Sebab, sebentar lagi kan mau panen.
Baca Juga
- Hotman Paris Beberkan Rakor Kementerian Perekonomian Setuju Impor Gula Era Tom Lembong, Semua Terdakwa Harusnya Dibebaskan
- Luhut jenguk Jokowi, tapi tidak bagikan foto dan lokasi, foto yang diposting foto lama waktu Jokowi masih Presiden, ADA APA?
- Traktir 47 Orang Umrah, Terdakwa Judol Eks Pegawai Kominfo Ngaku Dapat Rp 15 Miliar
Masalahnya, kini Bulog pasif, pada ketika panen, tidak beli beras. Padahal seharusnya Bulog tahu berapa yang harus dibeli.
“Saya tidak tahu ini sengaja atau tidak. Meski, memang Bulog kini beda dengan dulu yang tak ada bunga kredit, turun pribadi dari likuiditas Bank Indonesia. Dan itu tidak bener ini, ini kan sektor strategis,” tandasnya. (TS)
(Baca: DPR Curiga Impor Beras Modus Galang Dana untuk Pemilu 2019)
[video - kritik Rizal Ramli]