Dpr Curiga Impor Beras Modus Galang Dana Untuk Pemilu 2019


[PORTAL-ISLAM.ID] Anggota Komisi IV dewan perwakilan rakyat RI Firman Soebagyo mempertanyakan langkah Kementerian Perdagangan yang mengimpor beras 500.000 ton.

Ia pun curiga, kebijakan impor beras tersebut ialah modus untuk menggalang dana untuk Pemilu 2019.

"Tahun 2018 ialah tahun politik kita harus waspada. Kebijakan tersebut juga sanggup dijadikan fund rising untuk kepentingan tertentu," kata Firman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Firman menilai, kebijakan impor beras terkesan dipaksakan, dan terlihat sangat janggal.  Kebijakan impor, katanya, diambil sehabis melaksanakan rapat dengan para pelaku dagang, yang tak lain para tengkulak, dan cecunguk pangan.

"Seharusnya yang benar Mendag harus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian lebih dulu, bukan dengan pelaku dagang. Ini sangat mencurigakan dan asing ada apa?" tanya Wakil Ketua Badan Legislatif itu.

Menurutya, impor beras harusnya merujuk pada UU Pangan. Impor beras gres sanggup dilakukan bilamana produk nasional dan stok nasional tidak tercukupi.

"Itupun harus sanggup rekomendasi dari Kementerian Pertanian," kata politisi Golkar itu.

Terlebih, sesuai warta yang didapatkannya, dan didukung data yang sanggup dipertanggungjawabkan, kini ini surplus beras sudah sanggup dicapai.

"Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan stok pangan nasional lebih dari cukup. Bahkan dijelaskan, pada Januari dan puncaknya Februari akan terjadi panen raya di wilayah tertentu," ungkapnya.

Karena itu, Firman mengecam keras kebijakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito yang dinilainya akan makin menyengsarakan para petani.

"Kebijakan impor yang dilakukan Mendag akan semakin menyengsarakan petani, dan tidak sejalan dengan nawacita Presiden Joko Widodo. Ini memalukan dan tidak profesional," katanya. (RILIS.ID)

(Baca: Rizal Ramli Bongkar Aliran Uang: Ada Komisi 30 Dolar per Ton di Setiap Impor)


Share Artikel: