Tren Islam: Mencari Tokoh Umat Bukan Tokoh Kelompok


Oleh: DR. Moeflich Hasbullah
(Pakar Sejarah Islam, Dosen UIN Sunan Gunung Djati)

Para ustadz, ulama dan tokoh Islam pembela kelompok, madzhab dan organisasinya, itu untuk diketahui saja, bukan untuk diikuti.

Yang mereka bela tak akan jauh, madzhab dan kelompoknya. Ideologinya kelompok. Tanpa sadar itulah penganut ashabiyah (etnis, kesukuan, kelompok).

Yang begitu, sudah pasti, pengaruhnya tak akan kemana-mana, hanya di kelompoknya saja. Ia membangun semangat militansi dan fundamentalisme kelompoknya.

Ketika ada tren Islam yang berkembang tidak bicara kelompok tapi umat, akan dicurigai bahkan dimusuhi. Dianggapnya akan merebut dan mengalahkan kelompoknya.

Mengapa? Karena di pikirannya hanya kelompok. Pikirannya sempit disitu, tak dapat melebarkan sayap, tak dapat keluar. Ketika umatnya pun sama, membenarkan pembelaannya. Jadilah kelompokisme.

Ulama dan tokoh Islam pembela Islam itulah yang untuk diikuti.

Yang dia bela bukan kelompok, tapi Islam sebagai pedoman dan umat sebagai komunitas trans-kelompok, trans-organisasi, trans madzhab dan trans-nasional.

Bagi ulama dan tokoh Islam begini, kelompok bukan dasar dan tujuan tapi hanya latar belakang saja. Tapi wawasan dan konsern-nya keumatan. Ia melepaskan kepentingan kelompok dan ingin merangkul semua kelompok. Ia pun masuk ke semua kelompok dan akan disambut oleh mereka dalam kelompok yang berpikirnya keumatan bukan kekelompokan.

Inilah jenis ulama dan tokoh Islam yang sedang dicari dan diharapkan umat. Sekali muncul tokoh begini akan disambut meriah, dicintai luas dan didukung gegap gempita.

Inilah tren Islam sekarang. Siapa yang melawan arus ini, dia menyerupai sedang melawan kekuatan Islam bahkan menyerupai menentang pedoman dan semangat Islam sendiri. Maka, kalau tak disukai umat bahkan di-bully, itu yaitu resiko yang harus ditanggungnya.

Maka, membaca zaman yaitu penting, membaca tren yaitu signifikan dan membaca sejarah modern bahkan sejarah masa depan yaitu mutlak da kebutuhan. Barang siapa melawan arus, dia akan digilas oleh arus itu. Wallahu a'lam.

(12/1/2018)


Share Artikel: